digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-COVER.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-BAB 1.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-BAB 2.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-BAB 3.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-BAB 4.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-BAB 5.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

2009 TA PP ARDITA FANISA FAUZIA 1-PUSTAKA.pdf
Terbatas Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
» ITB

HTTR merupakan salah satu jenis reaktor yang dikembangkan di Jepang. HTTR memiliki daya termal 30 MW, temperatur keluaran 950 oC, dan menggunakan gas untuk pendinginnya. Umumnya, digunakan gas jenis helium karena beberapa kelebihan yang dimilikinya. Pada studi kali ini, disimulasikan penggunaan gas jenis lain, yaitu karbon dioksida dan dilihat perbandingannya terhadap penggunaan helium. Selain menggunakan pendingin yang berbeda, digunakan pula plutonium dan aktinida minor sebagai bahan bakar. Penggunaan plutonium dan aktinida minor ini merupakan salah satu cara untuk mendukung nonproliferasi yang sedang dikembangkan saat ini pada reaktor nuklir. Pengayaan yang digunakan untuk uranium alam adalah 6-20% dan penambahan plutonium dan aktinida minor sebesar 10%. Simulasi pertama dengan menggunakan helium sebagai pendingin dan bahan bakar plutonium dan aktinida minor, menghasilkan nilai faktor multiplikasi diatas 1.0 pada pengayaan U-235 sebesar 17%, artinya reaktor dapat mencapai kritis. Dengan penggunaan karbon dioksida sebagai pendingin dengan bahan bakar yang sama, ternyata nilai faktor multiplikasi dapat mencapai di atas 1.0 pada pengayaan U-235 sebesar 13%, artinya menghasilkan kekritisan yang lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan helium. Periode burnup total yang dilakukan adalah selama 1100 hari. Perhitungan sel reaktor dikerjakan dengan menggunakan program SRAC 2002 serta memanfaatkan data nuklida JENDL3.2, termasuk perhitungan teras reaktor menggunakan modul CITATION dengan memanfaatkan model geometri 0-R-Z.