digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1991 TS PP AHMAD YANI 1-COVER.pdf


1991 TS PP AHMAD YANI 1-BAB 1.pdf

1991 TS PP AHMAD YANI 1-BAB 2.pdf

1991 TS PP AHMAD YANI 1-BAB 3.pdf

1991 TS PP AHMAD YANI 1-BAB 4.pdf

1991 TS PP AHMAD YANI 1-BAB 5.pdf

1991 TS PP AHMAD YANI 1-PUSTAKA.pdf

Sifat hygroskopis kayu menyebabkan selalu mengandung air didalam jaringan selnya, baik dalam bentuk uap maupun dalam bentuk cairan. Kemampuan kayu mengisap air atau mengeluarkan air tergantung pada suhu dan kelembaban udara sekelilingnya. Pengeringan kayu adalah salah satu proses untuk mengeluarkan air yang terdapat didalam kayu. Operasi pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara (gas) pan as yang tidak jenuh ke permukaan kayu yang akan dikeringkan. Moisture movement coefficient (K) dari satu jenis kayu merupakan suatu variabel yang turut menentukan laju pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari harga moisture movement coefficient (K) dari jenis kayu Borneo putih dan Albasia. Dari hasil penelitian diperoleh harga moisture movement coefficient (K) yang berubah dengan berubahnya temperatur dan juga dengan berubahnya kecepatan aliran udara pengering.