digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP UBAEDILLAH 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Dalam rangka mengantisipasi era perdagangan bebas di abed mendatang yang menimbulkan tingkat persaingan semakin tinggi dan menuntut adanya kebutuhan pelayanan yang cepat dan tepat waktu pada saat diperlukan, sehingga peran transportasi khususnya transportasi udara menjadi sangat penting. Untuk itu sebagai subsistem transportasi udara, bandara mempunyai peran cukup besar karena proses sampai dengan barang diangkut di pesawat dan sebaliknya cukup panjang, baik terkait dengan birokrasi atau karena penyediaan fasilitas tidak sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian pihak bandara perlu berbenah diri untuk melakukan pengaturan kembali dalam pengelolaan bandara Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perangkat kebijakan dibawah kendali pengelola bandara yang paling efektif untuk meningkatkan mutu pelayanan angkutan kargo di bandara Soekamo Hatta dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan profitabilitas dan daya saing bandara Soekarno Hatta sebagai bandara udara hub kargo di era mendatang. Pendekatan studi dilakukan dengan mendekomposisi sistem pengelolan bandara dalam struktur yang merangkum pandangan dari pihak pihak yang terlibat dalam pengelolaan sistem pelayanan angkutan kargo di bandara. Adapun metode yang dipergunakan adalah Analytical Hierarchy Process (Proses Hirarki Analitik). Struktur hirarki yang tersusun terdiri atas 4 tingkat meliputi tingkat pertama yaitu Goal, efektifitas kebijakan peningkatan fasilitas pelayanan angkutan kargo di bandara Soekarno Hatta; tingkat kedua terdiri dari komponen tujuan yang meliputi peningkatan pelayanan pesawat udara, peningkatan pelayanan barang, peningkatan pendapatan dan peningkatan efisiensi pengelolaan bandara; tingkat ketiga terdiri dari sasaran yang meliputi peningkatan fasilitas, perbaikan sistem operasi dan kerjasama operasi dengan swasta; dan tingkat terendah ditetapkan sebanyak 14 elemen yang merupakan alternatif pilihan kebijakan yang berifat operasional bagi pengambil keputusan/pengelola bandara. Berdasarkan preferensi pengambil keputusan, elemen kebijakan yang paling dinginkan dan dianggap efektif dalam mencapai tujuan akhir (goal) adalah peningkatan fasilitas pergudangan melalui KSO dengan swasta dengan nilai prioritas 0,1095; peningkatan kapasitas gudang oleh pengelola bandana nilai prioritas 0,1037; peningkatan fasilitas cargo transhipment melalui KSO dengan swasta nilai prioritas 0,0959; dan optimalisasi fasilitas operasi dengan nilai prioritas 0,0948.