Salah satu industri manufaktur yang tumbuh dengan pesat di Indonesia adalah industri elektronika. Industri ini merupakan industri penyumbang devisa terbesar kedua dengan nilai US$ 7,7 M pada tahun 2006. Industri elektronika memiliki potensi untuk berkembang dimasa depan mengingat bahwa industri elektronika konsumsi seperti Panasonic, Sanyo, Sharp, LG, Samsung dan beberapa perusahaan lainnya sudah beroperasi di Indonesia. Namun demikian nilai tambah dari industri ini relatif kecil mengingat bahwa masih tingginya penggunaan komponen impor. Hal ini disebabkan karena penguasaan teknologi yang lemah pada proses produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kandungan teknologi pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika. Analisis dilakukan dengan menggunakan model Technometrik yang dikembangkan oleh ESCAP. Menurut teori ini, teknologi terdiri dari empat komponen, yaitu technoware, humanware, inforware dan orgaware, yang saling melengkapi satu sama lain dan dibutuhkan secara simultan pada operasi transformasi. Lebih lanjut, studi ini juga dimaksudkan untuk memformulasikan strategi menggunakan analisis gap dalam usaha untuk meningkatkan kontribusi teknologi pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen elektronika. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi dari setiap komponen teknologi dari masing-masing kelompok industri adalah sebagai berikut: Kelompok industri dengan kontribusi masing-masing komponen rendah terhadap TCC adalah kelompok kelompok industri ISIC 25192, ISIC 29320, ISIC 31103, ISIC 31300, ISIC 31509, ISIC 32300 dan ISIC 3699. Kelompok industri ISIC 37100 dengan kontribusi orgaware terhadap TCC rendah sampai menengah dan komponen lainnya rendah. Kelompok industri ISIC 28920 dengan kontribusi technoware serta inforware terhadap TCC adalah rendah sedangkan nilai kontribusi humanware dan orgaware adalah rendah sampai menengah. Dan kelompok industri ISIC 32200 dengan kontribusi orgaware rendah, technoware dan inforware rendah sampai menengah dan humanware menengah. Berdasarkan studi yang dilakukan, perlu dikembangkan kebijakan peningkatan kontribusi teknologi pada sektor ini. Oleh karena itu, program-program yang diusulkan dengan memperhatikan karakteristik dari masing-masing industri, yaitu diantaranya adalah pengadaan komputer untuk design produk, design cetakan dan fasilitas membuat cetakan, fasilitas pengujian kepresisian yang lebih teliti, pelatihan komputer dan internet, pelatihan membuat SOP, mengadakan pameran, pelatihan managemen bagi pengusaha dan pelatihan perencanaan produksi.