digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam dunia Industri manufaktur tuntutan akan mutu produk semakin terasa, hal ini disebabkan oleh, penggunaan mesin-mesin produksi jenis NC/CNC yang dapat menghasilkan bentuk/geometri yang komplek. Sejalan dengan tuntutan akan mutu produk maka pengukuran komponen yang dihasilkan tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional oleh karena itu dikembangkan pemakaian Mesin Ukur Koordinat (cmm). Perkembangan pemakaian mesin ukur koordinat dengan kontrol numerik semakin diperlukan dalam proses pengukuran, hanya saja investasi yang ditanamkan cukup besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai tingkat penggunaan mesin ukur koordinat tersebut untuk melaksanakan pemeriksaan part/komponen di bengkel pemesinan. Salah satu cara yang digunakan untuk mencari tingkat penggunaan mesin ukur koordinat tersebut adalah dengan sampling pekerjaan (work sampling), dengan cara ini dapat diketahui ketepatan pemakaian mesin ukur koordinat pada bagian inspeksi. Selain itu, dengan diketahuinya prosentase kegiatan maka dapat pula di analisis ongkos operasi pengukuran komponen. Analisis ongkos pengukuran ini dititik beratkan pada cara pembagian beban pada bagian yang berproduksi, dimana cara pembagian beban ini didasarkan pada luas lantai yang digunakan. Dengan menggabungkan faktor pemberat, jam kerja, ongkos operator, serta penyusutan mesin, maka akan didapatkan suatu hasil perhitungan ongkos operasi pengukuran komponen permenit.