digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-COVER.pdf


2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-BAB 1.pdf

2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-BAB 2.pdf

2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-BAB 3.pdf

2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-BAB 4.pdf

2008 TS PP RINNY OCKTAVIANI WULANDARI 1-PUSTAKA.pdf

Tahun 2007 merupakan tahun yang menguntungkan bagi sebagian besar bank di Indonesia. Makro ekonomi Indonesia yang menyebabkan kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia dapat meningkatkan profit bank karena kewajiban pembayaran bunga bank kepada nasabah menurun secara bertahap. Makin rendahnya kewajiban bayar bunga bank menyebabkan bank-bank berlomba-lomba mendapatkan dana murah dari dana pihak ketiga. Perang program marketing antar bank swasta dan pemerintah pun tidak dapat terelakan lagi. Tidak hanya program marketing yang berlaku secara nasional, program marketing lokal pun digalakkan untuk mendapatkan dana pihak ketiga di daerah. Seperti halnya Bank NISP yang memberikan kewenangan di setiap regional meluncurkan program marketing yang berlaku di Regional masing-masing. Hanya saja belum adanya panduan atau acuan tertentu diantara berbagai program marketing yang diluncurkan oleh Bank XYZ regional 1 sepanjang tahun 2007 yang mengarah pada peningkatan profit perusahaan. Konsep / ide yang muncul dari posisi dana pihak ketiga Bank XYZ regional 1 langsung dituangkan ke dalam program-program marketing yang tiada henti diluncurkan sepanjang tahun 2007 tanpa adanya penilaian feasibility terhadap program marketing yang diajukan. Dengan target profit di tahun 2008, sepertinya harus ada pembenahan terhadap tahapan proses pembuatan program marketing agar program marketing yang diluncurkan di tahun 2008 lebih efektif bagi peningkatan profit regional. Berdasarkan hasil diskusi bersama dengan Liabilities Regional 1, diperoleh suatu acuan bagi perbaikan program marketing tahun 2008. Konsep-konsep dan ide-ide yang akan dirumuskan ke dalam program marketing terlebih dahulu dinilai prioritasnya. Apakah konsep tersebut masuk ke dalam area marketing effectiveness: low priority, medium priority atau high priority. Penentuan area program marketing ini ditentukan oleh nilai ROMI (dari prediksi penjualan) dan karakteristik kesiapan program. Evaluasi program marketing di sepanjang tahun 2007, akan digunakan sebagai dasar dalam penentuan batasan ROMI program marketing tahun 2008. Hasil evaluasi dari program marketing 2007 dijadikan masukan bagi perumusan program marketing di tahun 2008. Hasil diskusi dengan Liabilites Reg. 1 Bank XYZ menghasilkan tahapan pembuatan program marketing dengan mengaplikasikan perhitungan ROMI. Tingkat keberhasilan program marketing yang diajukan dengan terlebih dahulu sudah memperhitungkan ROMI dapat terukur dengan jelas. Sehingga perhitungan ROMI ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang matang di tingkat manajemen untuk memperoleh profit yang maksimum. Keputusan go or no go suatu program marketing yang diajukan tidak hanya mempertimbangan faktor internal perusahaan saja tetapi faktor eksternal pun patut dipertimbangkan. Faktor eksternal yang perlu mendapat perhatian utama adalah kondisi persaingan di industri perbankan di Indonesia termasuk produk investasi lainnya seperti reksadana. Kian hari produk investasi kian menjadi kanibal bagi pertumbuhan dana pihak ketiga di Bank NISP. Bundling product agaknya merupakan salah satu solusi dari kanibalisme ini.