digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Film magnetik diproduksi dengan metode solution casting dengan kappacarrageenan sebagai matriks, gliserol sebagai plasticizer, dan nanopartikel Fe3O4 termodifikasi trisodium sitrat (Fe3O4 NP-TS) sebagai bahan magnetik. Fe3O4 NP disintesis dengan metode kopresipitasi dengan prekursor pasir besi dan amonium hidroksida. Citra TEM menunjukkan bentuk dari Fe3O4 NP menyerupai sferis dan membentuk agglomerasi. Namun, setelah dilakukan modifikasi dengan trisodium sitrat, nanopartikel menjadi lebih monodisperse dengan bentuk masih menyerupai sferis. Pola XRD film magnetik sesuai dengan pola XRD dari film kappacarrageenan/gliserol (KG) dan Fe3O4 NP-TS. Citra SEM dari sampel film magnetik mengkonfirmasi keberadaan Fe3O4 NP-TS yang telah membentuk agglomerasi dan tersebar pada matriks KG. Permukaan film magnetik juga kasar oleh karena Fe3O4 NP-TS yang tidak tersebar dengan merata. Karakteristik magnetik dari pengukuran VSM menunjukkan film magnetik termasuk bahan softferromagnetic. Berdasarkan perbandingan nilai magnetisasi dan nilai medan koersifnya, penambahan Fe3O4 NP-TS meningkatkan nilai magnetisasi saturasinya namun membuat nilai medan koersif menjadi lebih kecil. Studi awal karakterisasi optik film magnetik diukur dengan spektroskopi UV Vis. Film magnetik menyerap cahaya UV lebih banyak dibandingkan cahaya tampak yang disebabkan oleh keberadaan Fe3O4 NP. Cahaya UV lebih banyak dipantulkan ketimbang diserap oleh film magnetik. Karakteristik ini membuat film magnetik berpotensi sebagai perlindungan dari sinar UV. Karakteristik kelistrikan dari film magnetik diukur dengan spektroskopi LCR. Dari hasil LCR ini, nilai resistansi menurun dibandingkan dengan matriksnya. Saat banyak Fe3O4 NP-TS ditingkatkan, nilai R menurun. Pengukuran film magnetik dengan set-up yang dibuat menghasilkan medan listrik yang diberikan akan cenderung didisipasi dibandingkan disimpan.