







Film magnetik dibuat dengan metode solution casting dengan karagenan kapa
sebagai matriks, gliserol sebagai plasticizer, dan nanopartikel magnetit (Fe3O4 NP)
sebagai bahan magnetik. Fe3O4 NP disintesis dengan metode kopresipitasi
menggunakan pasir besi sebagai prekursor. Dari hasil pencitraan TEM, Fe3O4 NP
membentuk agglomerasi oleh karena sifat magnetik dari nanopartikelnya.
Permukaan nanopartikel dimodifikasi dengan penambahan molekul organik, yaitu
trisodium sitrat. Berdasarkan perbandingan pola XRD Fe3O4 NP dan Fe3O4 NP
termodifikasi trisodium sitrat (Fe3O4 NP-TS), modifikasi permukaan tidak
mengubah struktur kristalnya. Konfirmasi sitrat pada permukaan nanopartikel
teramati dari spektrum FTIR melalui regangan asimetris dan simetris karboksilat.
Sedangkan citra TEM Fe3O4 NP-TS menunjukkan bentuk yang lebih seragam dan
membentuk agglomerasi. Matriks karagenan kapa-gliserol yang dihasilkan bersifat
fleksibel dan bening-buram. Gugus karboksilat membuat Fe3O4 NP bersifat
hidrofilik sehingga lebih mudah dicampur dalam matriks karagenan kapa. Film
magnetik berwarna hitam-kecoklatan dan fleksibel. Berdasarkan hasil XRD,
struktur matriks karagenan kapa-gliserol merupakan struktur amorf. Dari film
magnetik teramati pola XRD yang identik dengan pola XRD matriksnya dan Fe3O4
NP-TS. Intensitas pola XRD film magnetik meningkat seiring penambahan banyak
Fe3O4 NP-TS. Citra SEM film magnetik mengkonfirmasi keberadaan Fe3O4 NP-TS
yang telah membentuk agglomerasi dan tersebar pada matriksnya. Permukaan film
magnetik tidak merata oleh karena persebaran Fe3O4 NP-TS yang tidak merata. Dari
hasil EDS mengkonfirmasi keberadaan Fe3O4 NP-TS dengan munculnya unsur besi
(Fe) selain unsur matriksnya. Pengamatan sifat optik diamati dengan spektroskopi
UV Vis. Film magnetik menyerap cahaya pada rentang UV sehingga berpotensi
menjadi aplikasi proteksi dari sinar UV. Berdasarkan kurva magnetisasi terhadap
medan (MH), film magnetik termasuk bahan soft-ferromagnetic dengan nilai
medan koersif yang kecil. Peningkatan banyak Fe3O4 NP-TS dalam film magnetik
akan meningkatkan nilai magnetisasinya. Karakteristik kelistrikan film magnetik
diukur menggunakan spektroskopi impedansi dengan variasi set-up pengukuran
dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk Cole-cole Plot. Kurva impedansi dari hasil
pengukuran terdiri dari dua bagian, yaitu bagian ekor dari kontak sampel-elektrode
dan bagian semicircle dari sampel. Pada pengukuran dalam lingkungan terbuka, kurva impedansi berubah terhadap waktu pengukuran mengakibatkan pengukuran
impedansi dalam variasi medan magnet tidak dapat teramati. Film magnetik
mengandung bahan yang bersifat higroskopis, yaitu karagenan kapa dan gliserol,
sehingga set-up pengukuran menjadi penting untuk ditinjau. Selain itu, pemilihan
elektrode juga penting agar tidak bereaksi dengan permukaan film magnetik.
Pengukuran spektrum impedansi kemudian dilakukan menggunakan elektrode CuSn, dalam keadaan vakum dan dengan film magnetik terdeposisi emas (Au).
Dengan set-up pengukuran ini teramati komponen resistor (R) dari film magnetik
lebih mendominasi dibandingkan nilai Constant Phase Element (Q). Medan listrik
yang diberikan akan cenderung lebih terdisipasi ketimbang tersimpan pada saat
pengukuran.