Perkembangan yang pesat dari satelit-satelit Non-Geostasionary Satellite Orbit
(NGSO) membawa kekhawatiran akan potensi dampak interferensi co-frequency
ke satelit-satelit Geostasionary Satellite Orbit (GSO) yang sudah lebih dulu ada.
Studi ini akan meneliti potensi interferensi yang disebabkan oleh konstelasi Satelit
NGSO terhadap Satelit GSO dalam arah uplink maupun downlink. Studi ini
mengambil kasus pada satelit Telkom-3S dan konstelasi satelit Starlink. Dengan
memanfaatkan SGP4 sebagai propagator orbit, penulis mempropagasi orbit satelit
menggunakan data orbit Two-Line Elements (TLE) yang tersedia dalam domain
publik, dan mensimulasikan skenario interferensi dalam arah uplink maupun
downlink. Dalam rentang lintang 0-15° LU, makin tinggi lintang terminal GSO
maka akan menghasilkan potensi interferensi yang lebih sedikit. Penulis juga
meneliti bahwa Kerapatan Fluks Daya Ekuivalen atau Equivalent Power Flux
Density (EPFD) akan melebihi batas interferensi yang direkomendasikan oleh
pasal 22 ITU jika tanpa sudut pemisah. Salah satu cara mitigasi untuk mencegah
terjadinya interferensi konstelasi Satelit NGSO dan GSO adalah dengan mengatur
sudut separasi antara satelit NGSO dan satelit GSO, dimana untuk sisi uplink sudut
separasi tidak boleh kurang dari 10° dan untuk sisi downlink sudut separasi tidak
boleh kurang dari 5°.