Diabetic retinopathy (DR) merupakan komplikasi mikrovaskular pada retina yang
disebabkan oleh Diabetes Mellitus (DM), yang berpotensi menyebabkan gangguan
penglihatan hingga kebutaan jika tidak dideteksi dan ditangani secara dini.
Diagnosis awal DR biasanya dilakukan melalui analisis citra fundus oleh dokter
spesialis mata. Tetapi, metode manual ini memerlukan waktu yang cukup lama dan
keahlian tinggi dalam menganalisis citra fundus. Sebagai alternatif, teknologi
Computer-Aided Detection (CAD) menawarkan solusi yang lebih efisien untuk
mempercepat diagnosis DR. Pendekatan deep learning (DL) telah banyak
digunakan untuk secara otomatis mengklasifikasikan tingkat keparahan DR,
dengan hasil yang menjanjikan. Tetapi, terdapat tantangan seperti variasi ukuran
dan lebar citra fundus yang dapat memengaruhi kinerja model, kebutuhan dataset
yang sangat besar, serta kebutuhan sumber daya komputasi yang signifikan untuk
melatih model secara optimal. Penelitian ini berfokus pada klasifikasi tingkat
keparahan DR menggunakan arsitektur ResNet50. Dataset yang digunakan adalah
APTOS2019 dan terdiri dari 3662 citra fundus. Dataset tersebut dibagi menjadi data
training (90%) dan data testing (10%). Kemudian diterapkan skenario
preprocessing pertama, dimana green channel diproses dengan contrast limited
adaptive histogram equalization (CLAHE) lalu melakukan resampling untuk
menyamaratakan distribusi data pada data latih serta augmentasi data untuk
meningkatkan variasi dataset. Selanjutnya, penelitian ini menerapkan metode
ensemble, yang menggabungkan beberapa classifier seperti SVM, Random Forest,
dan Logistic Regression. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata akurasi sebesar
83%, precision 69%, recall 66%, dan f1-score 67% pada skema 10-fold cross-
validation. Kinerja terbaik dicapai dengan akurasi 85%, precision 72%, serta recall
dan f1-score masing-masing 71%. Dari segi AUROC, nilai macro-average
AUROC yang diperoleh adalah 0,96, dengan nilai ROC untuk masing-masing kelas
sebagai berikut: Normal sebesar 1,00, Mild sebesar 0,96, Moderate sebesar 0,95,
Severe sebesar 0,95, dan Proliferative sebesar 0,91. Hasil penelitian ini
menunjukkan peningkatan signifikan dalam performa model untuk
mengklasifikasikan tingkat keparahan DR, dimana ia mengindikasikan bahwa
pendekatan kombinasi preprocessing, augmentasi, dan metode ensemble dapat
menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan akurasi klasifikasi.