digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemunculan Basal di permukaan bumi khususnya di belakang busur vulkanik masih belum terselesaikan tak terkecuali Basal Sukadana, di Provinsi Lampung. Petrogenesis dan mekanisme kemunculannya di lempeng benua khususnya di belakang busur vulkanik masih diperdebatkan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengungkapkan petrogenesis Basal Sukadana dan mekanisme kemunculannya di belakang busur vulkanik sumatra melalui metode observasi lapangan, petrografi, metode geofisika gayaberat, analisis geokimia umum dengan menggunakan metode XRF ICP-OES (Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy; dan metode ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry), Isotop Sr-Nd-Pb-Hf, dan penentuan umur menggunakan metode 40Ar/39Ar. Basal Sukadana memiliki karakteristik petrologi yaitu bertekstur afanitik, mineral fenokris yang umum yaitu mineral plagioklas, piroksen, dan olivin, dengan struktur yang berkembang masif yaitu vesikuler, dan memiliki alterasi iddingsite rim. Data geokimia umum menunjukkan bahwa Basal Sukadana memiliki dua grup petrogenesis yaitu grup A (22 ppm), masing-masing grup memiliki kemiripan karakteristik dengan Calc-Alkaline dan Ocean Island Basalt, memiliki tingkat kontaminasi minimal, dan tingkat fraksinasi kristalisasi yang minor. Grup A diperkirakan erupsi pada 299,6±11,2 Rtyl dan grup B diperkirakan erupsi pada 266.7 ± 3.7 Rtyl. Integrasi data geokimia umum dengan data isotop Sr-Nd-Pb-Hf menunjukkan bahwa grup A merupakan produk metasomatisma oleh peluruhan material sedimen atau kerak lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia, sedangkan grup B merupakan produk pencampuran magma dari astenosfer yang dalam dengan magma hasil metasomatisma oleh peluruhan material sedimen atau kerak lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia. Magma dari astenosfer naik keatas melalui robekan lempeng pada lempeng samudera. Kedua grup magma ini naik ke permukaan bumi melalui sesar-sesar normal melalui mekanisme peluruhan dekompresi sebagai akibat deformasi tensional di kerak benua. Peluruhan dekompresi secara tidak langsung diakibatkan oleh aktivitas Sesar Sumatra. Penelitian ini berkontribusi dalam model kemunculan magma di zona transisi subduksi ortogonal dan oblik, perubahan kontras magma bertipe ARC ke magma bertipe OIB karena robekan lempeng dan kontribusi baru bahwa nilai Nb tinggi dapat berasal mantel sumber berjenis OIB yang mengalami peluruhan sebagian (dicirikan oleh nilai isotop berjenis MORB dan elemen jejak bertipe OIB).