Kemunculan Basal di permukaan bumi khususnya di belakang busur vulkanik masih belum
terselesaikan tak terkecuali Basal Sukadana, di Provinsi Lampung. Petrogenesis dan
mekanisme kemunculannya di lempeng benua khususnya di belakang busur vulkanik
masih diperdebatkan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengungkapkan petrogenesis
Basal Sukadana dan mekanisme kemunculannya di belakang busur vulkanik sumatra
melalui metode observasi lapangan, petrografi, metode geofisika gayaberat, analisis
geokimia umum dengan menggunakan metode XRF ICP-OES (Inductively Coupled
Plasma Optical Emission Spectroscopy; dan metode ICP-MS (Inductively Coupled Plasma
Mass Spectrometry), Isotop Sr-Nd-Pb-Hf, dan penentuan umur menggunakan metode
40Ar/39Ar. Basal Sukadana memiliki karakteristik petrologi yaitu bertekstur afanitik,
mineral fenokris yang umum yaitu mineral plagioklas, piroksen, dan olivin, dengan struktur
yang berkembang masif yaitu vesikuler, dan memiliki alterasi iddingsite rim. Data
geokimia umum menunjukkan bahwa Basal Sukadana memiliki dua grup petrogenesis
yaitu grup A (22 ppm), masing-masing grup memiliki
kemiripan karakteristik dengan Calc-Alkaline dan Ocean Island Basalt, memiliki tingkat
kontaminasi minimal, dan tingkat fraksinasi kristalisasi yang minor. Grup A diperkirakan
erupsi pada 299,6±11,2 Rtyl dan grup B diperkirakan erupsi pada 266.7 ± 3.7 Rtyl.
Integrasi data geokimia umum dengan data isotop Sr-Nd-Pb-Hf menunjukkan bahwa grup
A merupakan produk metasomatisma oleh peluruhan material sedimen atau kerak lempeng
Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia, sedangkan grup B merupakan
produk pencampuran magma dari astenosfer yang dalam dengan magma hasil
metasomatisma oleh peluruhan material sedimen atau kerak lempeng Indo-Australia yang
tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia. Magma dari astenosfer naik keatas melalui robekan
lempeng pada lempeng samudera. Kedua grup magma ini naik ke permukaan bumi melalui
sesar-sesar normal melalui mekanisme peluruhan dekompresi sebagai akibat deformasi
tensional di kerak benua. Peluruhan dekompresi secara tidak langsung diakibatkan oleh
aktivitas Sesar Sumatra. Penelitian ini berkontribusi dalam model kemunculan magma di
zona transisi subduksi ortogonal dan oblik, perubahan kontras magma bertipe ARC ke
magma bertipe OIB karena robekan lempeng dan kontribusi baru bahwa nilai Nb tinggi
dapat berasal mantel sumber berjenis OIB yang mengalami peluruhan sebagian (dicirikan
oleh nilai isotop berjenis MORB dan elemen jejak bertipe OIB).