digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinda Zakia Permata Aji
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu aplikasi metode seismik adalah mendeteksi karakteristik lapisan bawah permukaan berdasarkan distribusi kecepatan seismiknya. Hal ini dilakukan dengan memicu gelombang seismik dari titik sumber yang kemudian menjalar melalui medium. Wavefield yang dihasilkan dari suatu penembakan di sumber akan diterima oleh receiver, yang bergantung pada distribusi kecepatan dalam medium saat terjadi propagasi gelombang. Pola penjalaran gelombang seismik dapat disimulasikan menggunakan penyelesaian persamaan gelombang secara numerik, salah satunya dengan menggunakan skema finite difference (FD) dalam domain spasial dan temporal. Karena kesederhanaan penerapan FD dalam penjalaran gelombang, dilakukan simulasi forward modeling (FM) untuk menilai keakuratan resolusi hasil propagasi gelombang. Pada penelitian ini, implementasi metode FD menggunakan orde-2 dalam domain temporal, sedangkan domain spasial menggunakan orde-4, karena adanya kemungkinan ketidakstabilan numerik jika menggunakan orde lebih tinggi pada domain temporal. Simulasi penjalaran gelombang seismik diaplikasikan pada model sintetik akustik Overthrust (OT) dan juga Vertically Transversely Isotropic (VTI) dengan ukuran grid 25m × 25m. Untuk mengevaluasi karakteristik propagasi gelombang seismik, digunakan sumber wavelet Ricker dengan tiga frekuensi: 4, 8, dan 12 Hz. Hasil simulasi penjalaran gelombang menunjukkan bahwa frekuensi tinggi memberikan resolusi yang lebih baik, dengan tetap menjaga pemenuhan kondisi CFL. Simulasi untuk model OT dan VTI cukup stabil, dengan memenuhi kondisi CFL dengan ukuran grid terhitung pada model OT sebesar 21,91857m dan pada model VTI sebesar 12,4212m. Oleh karena itu, pemilihan grid 25m sudah memenuhi kondisi CFL. Simulasi kedua model menunjukkan tidak adanya aliasing, karena rasio antara inkremen spasial dengan panjang gelombang kurang dari 0,5. Hasil simulasi menunjukkan resolusi vertikal yang baik untuk membedakan antara dua lapisan. Pada model OT, batas lapisan paling tipis yang dapat teresolusi adalah 91,043m, sedangkan pada model VTI adalah 237,963m.