ABSTRAK Dinda Zakia Permata Aji
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Salah satu aplikasi metode seismik adalah mendeteksi karakteristik lapisan
bawah permukaan berdasarkan distribusi kecepatan seismiknya. Hal ini
dilakukan dengan memicu gelombang seismik dari titik sumber yang kemudian
menjalar melalui medium. Wavefield yang dihasilkan dari suatu penembakan di
sumber akan diterima oleh receiver, yang bergantung pada distribusi kecepatan
dalam medium saat terjadi propagasi gelombang. Pola penjalaran gelombang
seismik dapat disimulasikan menggunakan penyelesaian persamaan gelombang
secara numerik, salah satunya dengan menggunakan skema finite difference
(FD) dalam domain spasial dan temporal. Karena kesederhanaan penerapan FD
dalam penjalaran gelombang, dilakukan simulasi forward modeling (FM) untuk
menilai keakuratan resolusi hasil propagasi gelombang. Pada penelitian ini,
implementasi metode FD menggunakan orde-2 dalam domain temporal,
sedangkan domain spasial menggunakan orde-4, karena adanya kemungkinan
ketidakstabilan numerik jika menggunakan orde lebih tinggi pada domain
temporal. Simulasi penjalaran gelombang seismik diaplikasikan pada model
sintetik akustik Overthrust (OT) dan juga Vertically Transversely Isotropic
(VTI) dengan ukuran grid 25m × 25m. Untuk mengevaluasi karakteristik
propagasi gelombang seismik, digunakan sumber wavelet Ricker dengan tiga
frekuensi: 4, 8, dan 12 Hz. Hasil simulasi penjalaran gelombang menunjukkan
bahwa frekuensi tinggi memberikan resolusi yang lebih baik, dengan tetap
menjaga pemenuhan kondisi CFL. Simulasi untuk model OT dan VTI cukup
stabil, dengan memenuhi kondisi CFL dengan ukuran grid terhitung pada model
OT sebesar 21,91857m dan pada model VTI sebesar 12,4212m. Oleh karena itu,
pemilihan grid 25m sudah memenuhi kondisi CFL. Simulasi kedua model
menunjukkan tidak adanya aliasing, karena rasio antara inkremen spasial dengan
panjang gelombang kurang dari 0,5. Hasil simulasi menunjukkan resolusi
vertikal yang baik untuk membedakan antara dua lapisan. Pada model OT, batas
lapisan paling tipis yang dapat teresolusi adalah 91,043m, sedangkan pada model
VTI adalah 237,963m.