ABSTRAK Iqram Haris Fahromi
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Hasil pengolahan data mikroseismik bergantung pada kualitas picking gelombang
P dan S yang umumnya dilakukan secara manual oleh praktisi geofisika, namun
proses ini memakan waktu lama dan rentan terhadap subjektivitas manusia.
Teknologi terbaru seperti deep learning dapat membantu mengurangi permasalahan
subjektivitas dan meningkatkan efisiensi dalam pengolahan data mikroseismik.
Pengembangan teknologi deep learning dalam bidang seismologi menunjukkan
adanya peningkatan kinerja pemantauan kegempaan, terutama dalam menentukan
waktu tiba gelombang P dan S. Akan tetapi, model-model deep learning tersebut
dilatih menggunakan data gempa tektonik regional yang memiliki perbedaan
karakteristik dengan mikroseismik di lapangan panas bumi. Adanya perbedaan
karakteristik gempa akan mempengaruhi akurasi dan performa model deep learning
tersebut. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk melatih model automatic picker
PhaseNet menggunakan data mikroseismik dan mengevaluasi performanya dengan
membandingkan katalog waktu tiba yang terprediksi dengan katalog manual, serta
menganalisisnya menggunakan konsep confusion matrix. Hasil pelatihan
menghasilkan tiga model automatic picker yaitu: Model 1 yang hanya dilatih
menggunakan data mikroseismik, dan Model 2 dan Model 3 yang dilatih
menggunakan teknik transfer learning dari pre-trained model INSTANCE, dengan
Model 3 menambahkan pembekuan pada lapisan arsitektur terdalam. Hasil analisis
dari ketiga model menunjukkan adanya peningkatan peforma dibandingkan dengan
model PhaseNet original, hal ini ditandai dengan F1 score fase P meningkat dari
0.62 menjadi rata-rata 0.93, dan F1 score fase S dari 0.62 menjadi rata-rata 0.77.
Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model deep learning yang dilatih secara
spesifik dengan data mikroseismik dapat meningkatkan peformanya dalam
menentukan waktu tiba gelombang P dan S pada data mikroseismik panas bumi.