Struktur sandwich memiliki keunggulan yaitu bobotnya yang ringan dan kekakuan
bending yang tinggi, membuat penggunaanya meluas di berbagai bidang industri.
Komposit sandwich tenunan 3D dikembangkan untuk mengurangi delaminasi
antara inti dan kulit pada sandwich tradisional. Operasi gurdi pada komposit
sandwich dilakukan untuk membuat lubang yang dibutuhkan, namun proses
tersebut sering menyebabkan kerusakan seperti delaminasi dan uncut fibers di
sekeliling lubang.
Penelitian ini mengkaji kerusakan akibat gurdi pada komposit sandwich tenunan
3D dengan variasi gerak makan 50, 200, dan 400 mm/min. Penelitian juga
mempertimbangkan penambahan jumlah lapisan tenunan 3D sebanyak 1, 2, dan 3
lapis. Selain itu, dikaji juga efek penambahan tenunan 2D pada kulit luar atas
sandwich dengan 0/1, 1/1, dan 2/1 lapis. Kerusakan diamati dan dikuantifikasi
menggunakan metode pemrosesan gambar digital. Delaminasi peel-up dan pushout
dikarakterisasi dengan parameter adjusted delamination factor (Fda). Uncut
fibers diukur menggunakan uncut fiber factor.
Hasilnya menunjukkan peningkatan gerak makan hingga 400 mm/min tidak
berpengaruh terhadap delaminasi peel-up, delaminasi push-out bertambah, dan
uncut fiber bertambah. Gerak makan 50mm/min menghasilkan kerusakan akibat
gurdi paling rendah dibandingkan dengan gerak makan 200 dan 400 mm/min.
Penambahan jumlah lapisan 3D memengaruhi ketebalan sandwich. Hal tersebut
menyebabkan delaminasi peel-up meningkat, delaminasi push-out berkurang dan
uncut fibers meningkat. Penambahan jumlah lapisan 2D memengaruhi ketebalan
kulit luar atas. Hasilnya delaminasi peel-up meningkat, delaminasi push-out
berkurang dan uncut fibers bertambah. Hasil pemindaian dengan X-ray micro CT
menunjukkan delaminasi peel-up dan push-out terjadi pada antar muka bundle
serat.