digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MELYNA
PUBLIC Latifa Noor

Ibuprofen merupakan obat populer yang tergolong ke dalam kelompok obat anti- inflamasi nonsteroid yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Ibuprofen dapat menjadi polutan yang menimbulkan efek toksik bagi organisme akuatik diantaranya gangguan endokrin, kerusakan sel dan gen, serta gangguan darah dan aktivitas enzim hati. Oleh karena itu, deteksi ibuprofen dalam lingkungan air sangat diperlukan. Screen-printed carbon electrode (SPCE) termodifikasi nanopartikel Fe?O?@Au dan polimer bercetakan molekul dikembangkan untuk mendeteksi ibuprofen pada limbah air. Nanopartikel Fe?O?@Au dipilih untuk meningkatkan laju transfer elektron pada permukaan elektroda dan polimer bercetakan molekul untuk meningkatkan selektivitas dari analit. Hasil karakterisasi nanomaterial dengan menggunakan FTIR, XRD, SEM-EDX dan TEM menunjukkan bahwa Fe?O?@Au/MIP telah berhasil disintesis. SPCE dimodifikasi dengan 2,5 ?L Fe?O?@Au/MIP yang didispersi dalam air dan etanol dengan konsentrasi 1 mg/mL. Kondisi optimum untuk pengukuran 1 mM ibuprofen dengan menggunakan teknik voltammetri pulsa diferensial dilakukan pada pH 6,5 dengan waktu inkubasi 6 menit. Mekanisme yang terjadi pada permukaan elektroda didominasi oleh laju difusi. Pada kondisi optimum, arus puncak anodik ibuprofen memiliki hubungan linear pada rentang konsentrasi 10 µM sampai 800 µM dengan batas deteksi sebesar 4,579 µM. Selain itu, SPCE yang dimodifikasi oleh Fe?O?@Au/MIP memiliki reproduksibilitas yang cukup baik dengan nilai %RSD sebesar 5,710 lebih kecil dari %RSD Horwitz sebesar 6,910. Pengukuran selektifitas dengan kehadiran senyawa pengganggu salah satunya dengan kehadiran naproxen tidak mengganggu pengukuran secara signifikan. SPCE yang telah dimodifikasi dengan Fe?O?@Au/MIP digunakan untuk mendeteksi ibuprofen pada sampel air kemudian dibandingkan dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil perbandingan pengukuran ibuprofen menggunakan teknik voltammetri dan HPLC menunjukkan akurasi yang cukup baik dengan persen perolehan kembali sebesar 93,25 – 97,56%. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil voltammetri dan HPLC sehingga dapat dikonfirmasi bahwa metode yang dikembangkan dapat digunakan untuk penentuan ibuprofen.