BAB 1 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Sarah Humaira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi potensi endapan emas epitermal di
bagian barat Pulau Jawa, Indonesia, dengan menggunakan teknik spasial dalam sistem
informasi geografis. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada tingginya
permintaan global terhadap emas dan potensi besar yang dimiliki Indonesia, khususnya
di Pulau Jawa, yang belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan peta potensi mineralisasi emas epitermal berdasarkan analisis geokimia,
geologi, dan struktur geologi menggunakan metode fuzzy logic. Dalam penelitian ini,
data geologi regional, geokimia, dan digital elevation model (DEM) digunakan sebagai
basis utama analisis. Data geokimia dianalisis untuk memahami distribusi unsur-unsur
yang berasosiasi dengan emas epitermal, yaitu Cu dan Zn. Data geologi diolah untuk
mengklasifikasikan litologi batuan dan memahami struktur geologi yang
mengendalikan keberadaan endapan emas. DEM digunakan untuk menganalisis
topografi dan kelurusan yang berkorelasi dengan struktur geologi. Hasil dari analisis
tersebut menghasilkan peta prospektivitas yang membagi area studi menjadi zona
prospektivitas sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.