digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ridha Fatony Iswahyudi
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Pola diurnal curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai mode variabilitas yang mengubah aktivitas pola diurnal curah hujan. Boreal Summer Intraseasonal Oscillation (BSISO) adalah mode variabilitas iklim yang dihasilkan dari interaksi atmosfer-laut dengan arah pergerakan dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik Utara bagian barat. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa terdapat peningkatan curah hujan sore hari di daratan dan pesisir saat terjadi peningkatan aktivitas konvektif akibat BSISO. Penelitian terkait dampak BSISO di Indonesia, menemukan bahwa aktivitas konvektif pada saat BSISO berkaitan dengan variabilitas curah hujan harian. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang membahas keterkaitan variasi aktivitas konvektif dan variabilitas curah hujan harian terhadap pola diurnal curah hujan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak BSISO fase kuat terhadap pola diurnal curah hujan di Indonesia. Dampak dari BSISO kuat terhadap pola diurnal curah hujan di Indonesia diidentifikasi menggunakan Global Precipitation Measurement (GPM) selama bulan Mei – September (MJJAS) pada tahun 2011 – 2022. BSISO kategori kuat diidentifikasi menggunakan indeks BSISO. Dilakukan bandpass filter butterworth untuk meredam efek fenomena selain periode BSISO. Mengikuti hasil penelitian sebelumya, BSISO dikompositkan berdasarkan kesamaan aktivitas konvektif di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial aktivitas konvektif identik dengan curah hujan harian saat terjadi BSISO. Namun, terdapat perbedaan pola spasial curah hujan harian dengan komponen diurnal. Komponen diurnal hujan pagi hari sebagian besar memiliki anomali curah hujan positif di daratan dan negatif di lautan, sedangkan hujan sore hari sebagian besar memiliki anomali curah hujan negatif di daratan dan positif di lautan. Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan memiliki pola diurnal curah yang signifikan secara spasial di Indonesia. Tidak terlihat perbedaan amplitudo anomali diurnal curah hujan namun terdapat perbedaan fase amplitudo saat terjadi BSISO.