digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan pertumbuhan populasi Indonesia dan meningkatnya permintaan transportasi, keselamatan kendaraan, khususnya dalam tabrakan depan bus, menjadi sangat penting. Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas dan bus sebagai moda transportasi utama menyoroti kebutuhan akan langkah-langkah keselamatan yang lebih baik untuk mengurangi dampak tabrakan frontal. Tabrakan frontal secara signifikan berkontribusi pada kecelakaan dan cedera yang melibatkan bus di Indonesia, yang memerlukan penelitian mendalam untuk meningkatkan standar keselamatan dan mengurangi tingkat keparahan tabrakan. Penelitian sebelumnya menyoroti kompleksitas dalam mensimulasikan dan menyederhanakan tabrakan frontal serta tidak adanya peraturan spesifik yang mengatur peristiwa ini, menekankan perlunya standar keselamatan yang disesuaikan untuk bus. Penelitian ini memperkenalkan pendekatan baru untuk menyederhanakan model elemen hingga simulasi tabrakan frontal bus, dengan memanfaatkan regulasi UNECE R29. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi waktu komputasi simulasi, mengevaluasi model yang disederhanakan terhadap model awal, dan menilai deformasi struktural bus untuk memastikan kepatuhan terhadap UNECE R29. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun model deformable beam menawarkan waktu simulasi tercepat, model ini mengalami kesalahan signifikan dan keseimbangan energi yang tidak valid. Sebaliknya, model deformable beam yang diperkuat menunjukkan konservasi energi dan keseimbangan yang lebih baik antara efisiensi komputasi dan akurasi. Energi kinetik awal pada model yang diperkuat mendekati kebutuhan energi teoretis sebesar 55 kJ, dan energi geser tetap positif sepanjang simulasi. Namun, kesalahan pada deformasi sumbu-x meningkat karena kekakuan elemen beam. Secara keseluruhan, model deformable beam yang telah diperkuat muncul sebagai solusi yang lebih layak, menggabungkan waktu simulasi cepat dari elemen beam dengan akurasi elemen shell di area kritis. Temuan ini menekankan pentingnya menggunakan komponen yang sesuai dalam model yang disederhanakan untuk mencapai hasil yang akurat. Pendekatan ini berkontribusi pada kemajuan standar keselamatan dan mengatasi kebutuhan kritis untuk meningkatkan keselamatan kendaraan di tengah tantangan transportasi yang terus berkembang.