digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andriana Ardana
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Migrasi seismik merupakan langkah penting dalam alur kerja pemrosesan data seismik untuk mengoreksi reflektor ke posisi sebenarnya. Berdasarkan penampang seismik yang dihasilkan, migrasi seismik terbagi menjadi dua domain yaitu Time-Migration dan Depth-Migration. Metode depth-migration konvensional umumnya menggunakan input model kecepatan interval yang diturunkan dari kecepatan RMS atau kecepatan stacking menggunakan transformasi Dix. Model kecepatan konvensional ini seringkali mengandung kecepatan yang buruk sehingga menghasilkan hasil migrasi kedalaman yang tidak akurat, terutama pada model geologi yang kompleks. Penelitian ini menggunakan model kecepatan yang diestimasi menggunakan metode Full Waveform Inversion (FWI). FWI dapat menghasilkan model kecepatan dengan resolusi tinggi sehingga dapat digunakan sebagai input untuk depth-migration. Selain itu, tahap depth-migration juga dapat mengevaluasi keakuratan model kecepatan FWI berdasarkan penampang seismik yang dihasilkan. FWI adalah metode pencitraan seismik yang merekonstruksi medium kecepatan dengan meminimalkan ketidaksesuaian antara seismogram yang diamati dan yang disimulasikan meggunakan keseluruhan data rekaman seismik. FWI dilakukan dalam beberapa tahap: Pertama, pemodelan propagasi gelombang maju dengan menggunakan model kecepatan awal dari sumber ke penerima. Kedua, memperkirakan bentuk gelombang residu dengan membandingkan data yang dimodelkan terhadap data yang direkam. Ketiga, melakukan proses iteratif untuk meminimalkan perbedaan data dengan memperbarui model awal dengan metode adjoint-state dan optimasi. Pada penelitian ini metode FWI diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Python. Alur kerja FWI diterapkan pada model kecepatan sintetik Overthrust. Penelitian ini menggunakan algoritma Reverse Time Migration (RTM) untuk melakukan depth-migration. Berdasarkan hasil yang diperoleh, depth-migration menggunakan input model kecepatan FWI yang baik dapat memberikan hasil RTM yang lebih akurat untuk pencitraan struktur geologi yang kompleks dibanding dengan model konvensional. Selain itu, RTM menunjukan hasil lebih akurat jika input model kecepatan yang digunakan merupakan model yang smooth