Industri Kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan krusial dalam
perekonomian Indonesia. Kendati demikian, IKM masih menghadapi tantangan
besar dalam menerapkan praktik manufaktur berkelanjutan. Praktik-praktik ini
tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi kunci
bagi peningkatan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam jangka
panjang. Tesis ini berupaya mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
penghambat adopsi manufaktur berkelanjutan di IKM, khususnya di Pulau Jawa.
Lebih lanjut, tesis ini juga akan mengajukan pendekatan strategis untuk mengatasi
hambatan tersebut.
Melalui penerapan Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) dan Fuzzy Technique
for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (FTOPSIS), penelitian ini
secara sistematis mengidentifikasi dan menentukan prioritas hambatan-hambatan
paling penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa terdapat 5 hambatan
yang paling signifikan yang dihadapi IKM meliputi: kurangnya minat dan
kesadaran pelanggan, teknologi manufaktur yang belum memadai, tingginya biaya
investasi awal, keterbatasan sumber daya keuangan, serta kurangnya pemahaman
dan kesadaran perusahaan mengenai pentingnya manufaktur berkelanjutan.
Dalam menghadapi tantangan ini, penelitian ini merekomendasikan strategi
komprehensif yang meliputi penguatan kebijakan dan insentif keuangan, dorongan
aktif terhadap penelitian dan pengembangan kolaboratif, advokasi kebijakan yang
pro-keberlanjutan, serta implementasi program pengembangan kapasitas yang
efektif. Strategi ini bermaksud menciptakan ekosistem yang memungkinkan IKM
untuk bertransisi menuju praktik berkelanjutan.
Selanjutnya, studi kasus mendalam pada CV. ABC, sebuah IKM batik,
menunjukkan bagaimana analisis Advanced SWOT yang mengintegrasikan hasil
FAHP dan FTOPSIS dapat diterapkan secara konkret untuk merancang strategi
mengatasi hambatan dalam mencapai manufaktur berkelanjutan. Dengan
memadukan kekuatan perusahaan dan peluang eksternal, serta mengatasi
kelemahan internal dan ancaman eksternal, pendekatan ini membuktikan efektivitas
pendekatan berbasis bukti yang disesuaikan.
2
Temuan studi ini menekankan pentingnya strategi yang komprehensif dan terpadu
untuk mendorong penerapan manufaktur berkelanjutan di IKM Indonesia. Strategi
yang usulkan mencakup dukungan finansial, inovasi teknologi, serta kebijakan
yang jelas dan kondusif. Dengan mengatasi hambatan yang telah diidentifikasi dan
mengimplementasikan strategi yang diusulkan, IKM dapat mencapai ketahanan
ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial,
sehingga berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.