Penelitian tentang kognitif perancangan arsitektur diungkapkan, dengan fokus pada budaya tak disadari yang berparadigma merancang konstruksionisme, sebagai fondasi utama. Pengumpulan data protokol non-verbal ditambang pada komunitas ketukangan Bali Aga, di Pengotan. Adopsi teori pemrosesan informasi menjadi pijakan dalam menyoroti bagaimana proses perancangan tidak sekadar menciptakan produk fisik, melainkan juga membentuk realitas dan eksistensi dari proses yang sintaktik. Eksplorasi ini mengaji interaksi antara perilaku gerak merancang dan aspek sensorik perseptual, menghasilkan wawasan baru tentang proses kognitif perancangan dari sudut pandang budaya unselfconscious.
Penelitian ini mengimplementasikan strategi eksperimental dengan memodifikasi analisis protokol dengan adopsi observasi perilaku non-partisipatif dari etologi, dalam mengumpulkan data protokol non-verbal, serta menganalisis perilaku gerak merancang dengan aktivasi sensorik dalam proses perancangan merancang. Penekanan pada peran kognitif, yang lebih mudah diamati dibandingkan emosi dan motivasi, menggarisbawahi penelitian disertasi ini. Observasi non-partisipatif melalui rekaman video dimanfaatkan untuk memungkinkan analisis objektif tanpa pengaruh verbalisasi atau intervensi. Teknik analisis protokol mengawali identifikasi dan mengategorikan gerakan perancangan serta objek yang terlibat. Selanjutnya, observasi perilaku merancang yang lebih masif, sebagai data, menuntun analisis statistik inferensial dalam menguji hubungan antara gerak dan objek merancang dengan peran sensorik.
Temuan utama dari penelitian ini meliputi tiga kebaruan: yaitu (1) menemukenali karakter-karakter perilaku merancang dalam konsep perhatian teknis dan konseptual, yang memiliki empat perhatian, berdasarkan kecenderungan arah perpindahan informasi dalam penekanan intensitas dan variabilitas; (2) mengungkapkan hubungan antara gerak merancang, dan objek perancangan dengan aktivasi sensorik yang menghadirkan konsep sensitivitas dan sensibilitas sebagai proses kognisi budaya perancangan budaya tak disadari; dan (3) mengusulkan metodologi penelitian data non-verbal dengan mengadopsi observasi perilaku non-partisipatif dari etologi, yang memiliki kemampuan pengumpulan data yang berlapis, dan menawarkan analisis yang bervariasi dalam membangun pengetahuan.
Kontribusi signifikan penelitian ini terletak pada dua potensu pengetahuan yang teridentifikasi, yaitu: (1) Konten transmisi pelatihan ketukangan: struktur materi pelatihan keterampilan ketukangan di Pengotan, Bali, untuk kepentingan mentransmisikan pengetahuan dasar merancang. Pendekatan ini memanfaatkan pengetahuan latar belakang yang dibangun secara lokal, memfasilitasi kontekstualisasi konten pelatihan. Dengan demikian, ini mendukung pengembangan lebih lanjut keterampilan dan praktik yang relevan dengan perilaku dan kebutuhan lokal, sambil menghindari tantangan signifikan yang ditimbulkan oleh kondisi yang ada; dan (2) Gramatika perilaku merancang: perilaku merancang secara sistematis disusun dalam Katalog Perilaku Desain dan Karakteristik Perilaku Merancang. Kerangka kerja ini memberikan makna pada keputusan perancangan dalam budaya konstruksionis yang unselfconscious, memastikan bahwa praktik merancang selaras dengan dan menghormati nuansa budaya dan konteks yang melekat.