digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perusahaan XYZ, produsen songkok B2B di Gresik, Jawa Timur, berencana untuk memperluas pasarnya dengan mendirikan gudang distribusi baru di Banjarmasin, Kalimantan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan fesyen Muslim yang terus meningkat di Kalimantan, yang memiliki populasi Muslim yang signifikan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari pembelian dibandingkan dengan menyewa gudang baru. Analisis kelayakan finansial dilakukan dalam beberapa tahap. Laporan keuangan proforma dibuat untuk kedua skenario, dengan menggabungkan data historis, tolok ukur industri, dan asumsi pertumbuhan dari hasil wawancara dengan manajemen. Free Cash Flow to the Firm (FCFF) (FCFF) dan terminal cash flows dihitung dengan menggunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC). Teknik capital budgeting, termasuk Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Discounted Payback Period, kemudian digunakan untuk mengevaluasi kelayakan finansial. Penilaian risiko dilakukan melalui analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo. Hasilnya menunjukkan bahwa skenario sewa, dengan investasi awal sebesar Rp 242 juta, memiliki NPV dan IRR yang lebih tinggi dibandingkan dengan skenario pembelian yang membutuhkan investasi awal sebesar Rp 944 juta. Skenario sewa juga menawarkan waktu pengembalian modal yang lebih cepat, yaitu 2 tahun 1 bulan, sehingga lebih layak. Selain itu, penilaian risiko menunjukkan risiko moderat, dengan probabilitas 83% untuk mencapai NPV positif. Kesimpulannya, analisis kelayakan finansial merekomendasikan untuk menyewa gudang baru di Banjarmasin. Opsi ini memberikan waktu pengembalian modal yang lebih cepat, NPV dan IRR yang lebih tinggi, dan hasil penilaian risiko yang positif. Berinvestasi dalam proyek ini akan meningkatkan kehadiran Perusahaan XYZ di pasar Kalimantan, memenuhi permintaan songkok yang terus meningkat, serta mencapai pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan.