digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penelitian dan studi yang dilakukan mengenai risiko kegempaan di Indonesia dan diperoleh risiko kegempaan yang terus meningkat. Oleh karena itu perlu perancangan yang baik untuk membuat bangunan tahan gempa. Salah satu tantangannya adalah proses perancangan bangunan tahan gempa yang memerlukan analisis yang cukup kompleks menggunakan perangkat lunak dimana diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya dan juga nilai investasi yang relatif mahal bagi praktisi konstruksi di Indonesia. Bangunan yang dirancang terhadap gaya gravitasi memiliki kapasitas tertentu untuk menahan gaya gempa. Pada bangunan bertingkat rendah umumnya beban gravitasi lebih dominan dibanding beban gempa dan dapat menahan gempa pada taraf tertentu. Dikarenakan perancangan berdasarkan gaya gravitasi sudah cukup dikenal dan proses perancangan yang lebih mudah, maka perancangan bangunan bertingkat rendah tahan gempa dapat dilakukan dengan mempertimbangkan gaya gravitasi saja namun tetap memenuhi persyaratan detailing SRPMK sehingga dapat menambah ketahanan gempa bangunan pada lokasi dengan risiko gempa yang tinggi. Pada kajian ini digunakan perangkat lunak berbasis spreadsheet yang penggunaanya lebih mudah, murah, dan popular digunakan. Penggunaan speadsheet dapat membantu proses perancangan bangunan bertingkat rendah yang lebih sederhana. Untuk memastikan ketahanan gempa dari struktur tersebut maka dilakukan juga kajian dengan analisis LTHA dan NLTHA dengan berbagai taraf gempa yang mungkin terjadi di Indonesia. Diperoleh pada kajian ini bahwa struktur bertingkat rendah yang dirancang berdasarkan beban gravitasi saja namun tetap memenuhi syarat SRPMK memiliki ketahanan akan gempa dengan berbagai beban gempa yang mungkin terjadi di Indonesia.