ABSTRAK Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Bernike Hernita Sofiana
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Manusia membutuhkan tidur cukup untuk menunjang kesehatan fisik dan mental.
Satu contoh terapi yang dapat membantu seseorang untuk tidur adalah musik
pengantar tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan gelombang
otak akibat pengaruh musik pengantar tidur berjudul “Sleeping Science”. Subjek
penelitian adalah 12 orang mahasiswa laki-laki non-musisi. Digunakan alat EEG
Muse 2 dengan elektroda pada bagian AF7, AF8, TP9, dan TP10. Perekaman
dilakukan dengan rincian perekaman 3 menit sebelum, 30 menit selama, dan 3
menit setelah mendengarkan musik. Pengolahan data dilakukan melalui website
Mind Monitor dan Microsoft Excel. Diperoleh nilai rata-rata absolute band power
(ABP) pada hemisfer kanan dan kiri serta nilai relative band power (RBP) masingmasing pita frekuensi gelombang otak. Jenis pengaruh musik dibagi menjadi empat
kelompok yaitu positif (+; peningkatan > 0,1), netral-positif (N+; peningkatan <
0,1), netral-negatif (N-; penurunan < 0,1), dan negatif (-; penurunan > 0,1).
Berdasarkan selisih rasio ABP pada frekuensi ?/? dan ?/? antara sebelum dan
sesudah mendengarkan musik, diperoleh hasil (+) pada 6 subjek, (N+) pada 2
subjek, (N-) pada 3 subjek, dan (-) pada 1 subjek. Analisis selisih RBP pada
frekuensi ? antara sebelum dan sesudah mendengarkan musik menunjukkan hasil
(+) pada 5 subjek, (N+) pada 4 subjek, (N-) pada 3 subjek, dan (-) pada 0 subjek.
Selama mendengarkan musik, terdapat 8 subjek dengan hemisfer kanan otak lebih
aktif dan 4 subjek dengan hemisfer kiri otak lebih aktif. Selain itu, terdapat korelasi
positif antara durasi pengambilan data dengan pita frekuensi ? dan ? dan korelasi
negatif dengan pita frekuensi ? dan ?. Terjadi korelasi positif antar pita frekuensi
gelombang otak yang berdekatan dan dominan pada kondisi yang sama dan
sebaliknya. BPM lagu berkorelasi negatif dengan pita frekuensi ? dan ? dan
berkorelasi positif dengan pita frekuensi ? dan ?. Disimpulkan bahwa musik
“Sleeping Science” belum cukup untuk membantu seseorang tertidur pada seluruh
kondisi.