digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Pauline Ivana Pudiyani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini mengusulkan pra-rancangan sistem pertanian tumpang sari yang menggabungkan tanaman semangka (Citrullus lanatus) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris) di lahan perkebunan lada (Piper nigrum) dengan menggunakan tanaman gamal (Gliricidia sepium) sebagai tajar hidup. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, mengurangi biaya operasional, dan memberikan pendapatan tambahan bagi petani lada. Latar belakang penelitian menunjukkan bahwa lada merupakan komoditas unggulan di Kepulauan Bangka Belitung, namun membutuhkan tajar yang optimal untuk pertumbuhannya. Penggunaan tajar mati seperti kayu atau beton memiliki kelemahan, seperti biaya tinggi dan masa penggunaan yang singkat. Oleh karena itu, penggunaan tajar hidup seperti gamal dapat memberikan solusi yang lebih ekonomis dan berkelanjutan. Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama: (1) merancang sistem produksi biomassa tanaman semangka dan kacang merah menggunakan metode tumpang sari di lahan perkebunan lada, (2) menentukan neraca massa dan energi pada pra-rancangan sistem ini, dan (3) melakukan kajian kelayakan finansial dari sistem pertanian tumpang sari ini. Metodologi yang digunakan meliputi penanaman semangka dan kacang merah secara bersamaan dengan lada dan gamal di lahan seluas 100 m² di Desa Namang, Bangka Tengah. Wilayah usaha terdiri dari lahan pertanian terbuka yang akan digunakan untuk budidaya tanaman semangka merah, kacang merah, dan lada. Tanaman semangka merah akan ditanam di bagian tengah lahan pertanian dengan menggunakan sistem penanaman berjajar, sementara tanaman kacang merah dan lada akan ditanam di sekitarnya dengan pola penanaman tumbang sari untuk memanfaatkan ruang secara efektif. Produksi yang dihasilkan dari pra-rancangan ini berupa tanaman semangka sebesar 1920 kg/tahun, tanaman kacang merah sebesar 20,16 kg/tahun, tanaman lada 180 kg/tahun, dan tanaman gamal sebesar 347 kg/tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem tumpang sari ini dapat meningkatkan produktivitas lahan dan memberikan pendapatan tambahan melalui penjualan hasil produksi semangka dan kacang merah. Pra-rancangan sistem budidaya tumpang sari tanaman semangka dan kacang merah pada lahan lada memiliki 3 tahapan subsistem, yaitu subsistem budidaya, subsistem pencucian dan perendaman lada, serta subsistem penjemuran lada. Pada subsistem budidaya, terdapat 4 sub-subsistem yang dibagi berdasarkan tiap jenis komoditas, yaitu semangka, kacang merah, tanaman lada, dan tanaman gamal. Pada komoditas kacang merah memiliki neraca massa total sebesar 221,2837 kg/tahun, kemudian pada komoditas semangka memiliki neraca massa total sebesar 3.517,54 kg/tahun. Selanjutnya pada komoditas lada memiliki neraca massa total sebesar 340,775 kg/tahun dan terakhir pada komoditas gamal memiliki nilai neraca massa total sebesar 530,16 kg/tahun. Subsistem pencucian dan perendaman lada memiliki nilai neraca massa total sebesar 680 kg/tahun. Subsistem penjemuran lada memiliki nilai neraca massa total sebesar 72,79 kg/tahun. Pada subsistem budidaya kacang merah dan semangka, energi yang dikeluarkan manusia adalah sebesar 539.910,49 kJ/tahun, pada subsistem budidaya gamal dan lada sebesar 422.677,33 kJ/tahun, pada subsistem pencucian dan perendaman sebesar 3350,63 kJ/tahun, dan pada subsistem penjemuran lada sebesar 1.478,71 kJ/tahun. Dari segi finansial, penelitian ini mencakup berbagai analisis biaya dan pendapatan. Biaya tetap yang diperlukan adalah Rp9.132.000 per tahun, sementara biaya variabel mencapai Rp148.800 per tahun, sehingga total biaya operasional menjadi Rp9.276.800 per tahun. Dengan pendapatan kotor sebesar Rp37.427.500 per tahun mulai tahun ketiga, penelitian ini memperkirakan laba bersih yang dapat diperoleh adalah Rp28.150.700 per tahun. Analisis Break Even Point (BEP) menunjukkan bahwa titik impas untuk proyek ini adalah Rp2.285.959. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa proyek ini memiliki Net Present Value (NPV) sebesar Rp35.643.702 untuk 5 tahun dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 48%, yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Net B/C Ratio dari proyek ini adalah 2,66 yang berarti bahwa keuntungan bersih yang diperoleh lebih dari dua kali lipat biaya yang dikeluarkan. Payback Period (PP) atau periode pengembalian modal diperkirakan sekitar 2 tahun 9 bulan, menunjukkan bahwa investasi akan kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang sistem pertanian tumpang sari dan menjadi referensi bagi PT Cinquer Agro Nusantara serta petani lada di Bangka Belitung untuk mengoptimalkan penggunaan lahan perkebunan lada secara lebih efisien dan berkelanjutan.