digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tert-butilhidrokuinon (TBHQ) adalah senyawa antioksidan yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah oksidasi. Batas wajar penggunaan antioksidan TBHQ yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI 01-0222-1995) yaitu tidak lebih dari 200 mg/kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan elektroda pasta karbon (EPK) yang dimodifikasi dengan TiO2 dan polipirol bercetakan molekul untuk mendeteksi TBHQ secara voltammetri. TiO2 digunakan untuk meningkatkan sensitivitas elektroda sementara polipirol secara Molecularly Imprinted Polymer (MIP) digunakan sebagai elemen selektif untuk mengenali dan memperbaiki kinerja elektroda untuk deteksi TBHQ. Berdasarkan penelitian, EPK yang dimodifikasi dengan TiO2 melalui metode tetes pada permukaan EPK dengan konsentrasi 15 mg/mL TiO2 dan komposisi TBHQ:Ppy 1:3 dengan jumlah siklus elektropolimerisasi sebanyak 15 siklus merupakan komposisi optimum yang mampu meningkatkan sensitivitas dan selektivitas EPK terhadap TBHQ berdasarkan arus puncak oksidasi tertinggi yang dihasilkan. Kondisi optimum pengukuran TBHQ adalah TBHQ dalam PBS pH 7 menggunakan teknik voltammetri gelombang persegi. Penentuan kinerja elektroda dilihat dari keberulangan pengukuran TBHQ menggunakan 1 EPK (standar deviasi relatif 2,127) dan kebolehulangan pembuatan 3 EPK (standar deviasi relatif 3,111). Analisis laju pindai menunjukkan bahwa proses yang terjadi pada permukaan elektroda dikontrol oleh proses difusi. EPK termodifikasi ini memilikki tiga rentang kerja konsentrasim yaitu, 0,001-0,01mM (R2=0,995), 0,01-0,1 mM (R2=0,991), dan 0,1-1 mM (R2=0,991), dengan limit deteksi sebesar 0,455 ?M. Sementara untuk pengukuran TBHQ di dalam sampel minyak bumbu mie instan memberikan hasil 86,21 mg/kg dan 91,07 mg/kg berturut-turut untuk metode voltammetri dan HPLC. Dengan demikian, EPK termodifikasi TiO2 dan polipirol bercetakan molekul dapat digunakan untuk menganalisis TBHQ secara voltammetri dengan kinerja yang baik.