SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
SYIFABUDI CHAIRURRIZKY
EMBARGO  2027-09-12 
EMBARGO  2027-09-12 
Asam antranilat (2-Aminobenzenecarboxylic acid) merupakan senyawa turunan fenol yang
memiliki gugus karboksilat dan gugus amina pada posisi orto. Senyawa ini umum digunakan
sebagai senyawa prekursor dalam pembuatan obat. Gugus karboksilat dan gugus amina yang
dimiliki oleh asam antranilat merupakan gugus fungsi yang bersifat sebagai gugus pendorong
elektron. Maka, senyawa ini dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam berat
kationik. Logam berat merupakan polutan yang masih sering ditemukan di lingkungan akibat
peningkatan kegiatan antropogenik. Ion logam berat Cd(II) merupakan salah satu logam berat
yang sering ditemukan di air limbah industri. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan polimer
bercetakan ion Cd(II) dengan bahan dasar asam antranilat (Cd-IPs). Cd-IPs tersebut kemudian
diaplikasikan dalam proses adsorpsi metode batch dan sistem pra-konsentrasi on-line
menggunakan analisis injeksi alir (flow injection analysis). Polimer disintesis dengan pengikat
silang formaldehid dan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi Fourier Transform
Infrared (FTIR). Kinerja adsorpsi dan aplikasi sistem pra-konsentrasi on-line diamati
menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala (SSA-nyala) dengan menentukan kadar
ion Cd(II) sebelum dan setelah penambahan Cd-IPs. Cd-IPs diharapkan dapat melakukan
adsorpsi ion Cd(II) dengan interaksi kovalen yang cukup kuat sehingga dapat diaplikasikan
pada sistem pra-konsentrasi on-line. Poli(asam antranilat-co-formaldehid) bercetakan ion
Cd(II) dan NIP berhasil disintesis dengan dihasilkannya produk berupa padatan berwarna
kuning. Studi leaching secara kualitatif menunjukkan bahwa leaching berhasil dilakukan
menggunakan HNO3 1 M dan Cd-IPs memiliki sebagian kecil ion Cd(II) pada rongga
polimernya sesuai dengan karakterisasi FTIR dan SEM-EDS. Studi leaching menunjukkan
bahwa jumlah siklus yang diperlukan untuk menghilangkan ion Cd(II) secara keseluruhan
adalah 21 siklus. Kondisi optimum adsorpsi menggunakan Cd-IPs adalah pada pH 5 dan waktu
kontak sebesar 45 menit. Sedangkan kondisi optimum adsorpsi menggunakan Cd-IPs adalah
pada pH 5 dan waktu kontak sebesar 30 menit. Kedua polimer mengikuti model kinetika
adsorpsi orde dua semu dan model isoterm adsorpsi Langmuir. Volume breakthrough dari
mini kolom berisi Cd-IP adalah sebesar 0,62 mL untuk konsentrasi Cd(II) 400 ?g L-1 dan
konsentrasi eluen yang optimum adalah HNO3 2 M. Evaluasi parameter analitik dari sistem
Cd-IPs-FIA-AAS memiliki hasil yang baik dengan linieritas pada rentang 4 – 60 ?g L-1
, nilai
%KV sebesar 8,37% dan persen perolehan kembali yang masih berada dalam rentang 60 –
115%. Evaluasi kinerja sistem Cd-IPs-FIA-AAS menunjukkan faktor pengayaan sebesar
10,14× dengan efisiensi konsentrasi dan indeks konsumtif berturut-urut sebesar 1,3 menit-1
dan 1,08 mL per siklus.