Auto reclose merupakan metode yang sangat efektif untuk mempercepat pemulihan
setelah terjadi gangguan. Auto reclose tanpa mempertimbangkan parameter
stabilitas dapat menyebabkan desinkronisasi generator, potensi kerusakan peralatan
dan bahkan menyebabkan blackout. Dalam empat tahun terakhir, Sistem Lombok
telah mengalami gangguan fasa-fasa dan tiga fasa sebanyak sepuluh kali, dimana
delapan kali merupakan gangguan temporer. Skema auto reclose saat ini diterapkan
pada seluruh saluran transmisi Sistem Lombok dengan menggunakan SPAR. Oleh
karena itu, tesis ini membahas tentang pengembangan dan implementasi skema
auto reclose adaptif TPAR yang dikombinasikan dengan SPAR berdasarkan
penilaian aspek-aspek kritis yaitu jenis konduktor, perbedaan tegangan dan sudut,
critical clearing time, power surge, dan secondary arc. Aspek-aspek kritis ini
ditentukan dengan mempertimbangkan rentang toleransi yang diizinkan terkait
dengan risiko keselamatan peralatan dan prasyarat stabilitas sistem, sehingga
memungkinkan prediksi stabilitas transien. Skema adaptif diaktifkan berdasarkan
ambang batas transfer daya di saluran transmisi. Oleh karena itu, percobaan auto
reclose melalui pendekatan ini tidak mengganggu stabilitas sistem. Pengujian dan
validasi juga dilakukan terhadap data beban aktual untuk memastikan skema auto
reclose adaptif yang ditentukan relevan dengan kondisi sistem sebenarnya. Tesis
ini juga memberikan wawasan tentang implementasi skema auto reclose adaptif
dengan memanfaatkan fasilitas operasional yang ada. Hal ini memungkinkan para
stakeholder, termasuk operator jaringan dan personel pemeliharaan untuk
mengakses dan meninjau status auto reclose secara real-time di seluruh saluran
transmisi dari komputer atau perangkat seluler mereka.