digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Chauci Limita Montonglayuk
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kerusakan mekanis pada buah salak Pondoh (Salacca edulis Reinw) disebabkan oleh kurangnya ketahanan buah terhadap tekanan dan benturan akibat getaran saat transportasi sehingga digunakan bahan pengisi (cushioning) untuk meredam efek getaran transportasi. Penanganan pascapanen dilakukan pada kemasan sekunder kotak karton bergelombang, yakni dengan tanpa bahan pengisi, kemasan individu LDPE berperforasi, bahan pengisi potongan kertas, dan penggunaan tray karton bergelombang yang dikombinasikan dengan bubblewrap. Buah salak Pondoh yang telah menjalani proses transportasi dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menuju kampus ITB Jatinangor, kemudian disimpan selama 12 hari. Pengujian dilakukan pada aspek organoleptik, susut bobot, kekerasan, total kerusakan buah, warna daging buah, total padatan terlarut (TPT), total asam terlarut (TAT), dan rasio sugar-acid yang dianalisis menggunakan RAL non-faktorial dan uji lanjut Duncan dengan kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan pengemasan buah salak menggunakan bahan pengisi berpengaruh lebih baik dalam mempertahankan kelayakannya berdasarkan kualitas organoleptik, menekan susut bobot, mengurangi kerusakan buah, menjaga nilai kekerasan, dan menjaga indikator warna daging buah salak setelah transportasi dan 12 hari penyimpanan daripada pengemasan buah salak tanpa menggunakan bahan pengisi. Bahan pengisi yang paling efektif digunakan sebagai kemasan transportasi buah salak ialah potongan kertas, karena dapat menjaga kualitas buah selama 12 hari penyimpanan pada aspek organoleptik kenampakan 3.38 dan organoleptik tekstur 3.05 untuk masih layak dikonsumsi, menekan susut bobot menjadi 27.28%, mempertahankan tekstur hingga 7.23 kg/cm2, dan menjaga kecerahan warna daging buah dengan nilai L 64 dan Hue° 86.65 serta memiliki kemampuan dalam mengurangi kerusakan buah saat setelah transportasi hingga 2.83%.