Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Elang Perdana Tyre Industry merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur ban mobil yang memiliki proses bisnis bermetode Make to Stock
(MTS) dengan pull system untuk sistem produksinya. Diketahui bahwa dalam selang Bulan
Juni hingga Oktober 2023 secara rata-rata bagian produksi hanya mampu memenuhi
75,80% dari demand tersebut yang dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti makespan
produksi yang besar, keterbatasan dari kapasitas mesin dan banyaknya tipe size ban yang
perlu diproduksi sehingga penyusunan jadwal produksi menjadi kompleks. Kompleksitas
dalam penjadwalan ini menyebabkan jadwal yang terbentuk dengan sistem eksisting
kurang efektif. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem penjadwalan yang mampu
meminimasi makespan produksi sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan utilitas
mesin dan peningkatan pemenuhan demand produksi.
Pada kasus PT Elang Perdana Tyre Industry, alur produksi yang akan diteliti merupakan
flexible flow shop. Untuk mengakomodasi tipe alur produksi ini, metode yang diusulkan
pada penelitian ini adalah metode heuristik oleh Sriskandarajah dan Sethi yang
mengkombinasikan algoritma Longest Processing Time (LPT) dan Search-and-Prune.
algoritma Longest Processing Time (LPT) akan digunakan dalam assigning jobs dan
algoritma Search-and-Prune akan digunakan dalam sequencing jobs. Metode ini mampu
memenuhi kondisi permasalahan dan membutuhkan waktu komputasi yang tidak telalu
lama, namun mampu menghasilkan solusi yang mendekati optimal. Oleh karena itu,
metode ini terpilih untuk digunakan dalam perancangan sistem penjadwalan pada PT Elang
Perdana Tyre Industry.
Algoritma penjadwalan pada penelitian ini mampu menghasilkan solusi berupa 3 aliran
jadwal besar dengan 98 flows untuk ban tipe radial dan 7 flows untuk ban tipe bias.
Berdasarkan hasil penelitian, solusi yang diperoleh mampu meminimasi makespan
produksi hingga mencapai 30.01% jika dibandingkan dengan kondisi aktual. Hal ini
disebabkan oleh minimasi waktu idle antar-jobs untuk setiap stasiun kerja yang
berpengaruh pada minimasi makespan pada solusi.