Sektor kelistrikan telah mengalami peningkatan dalam produksi energi baru
terbarukan karena target nol emisi karbon dan permintaan energi yang terus
meningkat. Kemajuan dalam sistem transmisi arus searah (DC) dan proyek-proyek
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ini. Transmisi DC menawarkan
beberapa keuntungan seperti peningkatan kapasitas transmisi, peningkatan kualitas
daya dibandingkan dengan grid AC konvensional, dan integrasi yang lebih efisien
dengan sumber energi terbarukan. Selain dari perkembangan dalam transmisi arus
searah tegangan tinggi (HVDC), kemajuan ini juga akan diperluas ke level tegangan
menengah (MV) di masa depan. Namun, kabel DC menunjukkan fenomena yang
tidak ada dalam kabel AC, seperti inversi medan, akumulasi muatan ruang, dan
terjadinya kondisi thermal runaway, yang sebagian terkait dengan degradasi bahan
isolasi. Menilai degradasi kabel melibatkan evaluasi konduktivitas DC melalui
pengukuran arus bocor. Arus kebocoran adalah aliran arus listrik yang menembus
dari konduktor melalui bahan isolasi kabel ke pelindung kabel. Sebagai contoh, di
bawah tekanan AC, nilai arus bocor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat penuaan
yang tinggi, yang mengindikasikan bahwa tren peningkatan arus bocor akan
meningkatkan risiko kegagalan isolasi.
Penelitian ini memungkinkan pengamatan awal yang berkontribusi pada
pemahaman dan penerapan pengukuran arus bocor sebagai alat diagnostik. Arus
bocor dapat diukur menggunakan metode offline dan online. Pengukuran offline,
seperti melakukan tes sebelum penggunaan kabel, menawarkan evaluasi awal dari
sifat isolasi. Oleh karena itu, melakukan pengukuran arus bocor lanjutan pada kabel
setelah operasi dan membandingkannya dengan kondisi sebelumnya dapat
memberikan wawasan tentang tingkat penuaan kabel dan intensitas rugi-rugi.
Pengukuran online dapat dilakukan secara terus-menerus sejak awal operasi kabel,
memungkinkan diagnosis konstan kondisi sistem kabel saat ini. Ini memungkinkan
identifikasi segera terhadap setiap ketidaknormalan untuk mengurangi risiko
kerusakan peralatan. Oleh karena itu, kontribusi ini menyajikan konsep dasar untuk
pengukuran arus bocor sebagai alat diagnostik untuk sistem kabel MVDC yang
sedang beroperasi.
iv
Untuk menyelidiki penerapan pengukuran arus bocor sebagai alat diagnostik
untuk sistem kabel MVDC, pengukuran arus bocor dilakukan di Universitas
Teknologi Graz pada sistem kabel silang polietilena terhubung (XLPE) 12/20 kV,
yang sudah memenuhi syarat untuk tegangan DC nominal UDC = ±55 kV DC.
Pengukuran melibatkan penilaian dua sistem kabel, satu sistem melibatkan sebuah
sambungan, sedangkan sistem yang lain tidak. Kedua sistem memiliki panjang 18 m
dan dilengkapi dengan dua terminasi. Sambungan kabel dilakukan menggunakan
metode sambungan menyusut dingin AC, dengan badan sambungan yang terbuat
dari silikon. Obyek uji terpapar tegangan uji UT = ±80 kV dan suhu konduktor ? =
90 °C, setara dengan arus pemanasan Ieff ? 500 A. Investigasi dilakukan selama
siklus beban 6/6 jam, sesuai dengan uji PQ yang dioptimalkan dan uji tipe untuk
kabel MVDC. Tujuan utamanya adalah menilai pengaruh sambungan dan terminasi
pada arus bocor. Pemeriksaan ini penting karena kemungkinan adanya beberapa
sambungan dalam operasi sebenarnya dari sistem kabel MVDC.
Studi ini menawarkan investigasi tambahan tentang perilaku konduktivitas DC
yang tampak terkait dengan dampak sambungan dan terminasi dengan
menggunakan tegangan DC. Selain itu, tes tambahan dilakukan untuk menilai
bagaimana perbedaan magnitude arus, perbedaan polaritas tegangan, berbagai level
tegangan, dan pola beban yang berbeda memengaruhi nilai konduktivitas pada
insulasi kabel. Pengukuran arus bocor real-time yang dilakukan di bawah berbagai
skenario memberikan wawasan berharga tentang sifat isolasi. Temuan dari
penelitian ini memiliki implikasi signifikan untuk merumuskan strategi perawatan
yang sesuai dalam sistem DC. Dengan mengidentifikasi waktu yang optimal untuk
pemeliharaan, risiko kegagalan pada kabel dapat dicegah. Selain itu, penerapan
sistem kabel MVDC, sebagaimana diteliti dalam penelitian ini, memiliki relevansi
khusus untuk Indonesia. Mengingat permintaan energi yang terus meningkat dan
ekspansi jaringan listrik tegangan menengah di seluruh kepulauan, pengadopsian
teknik diagnostik canggih untuk sistem kabel MVDC dapat memberikan manfaat
signifikan bagi infrastruktur energi Indonesia di masa depan.