digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK _WERNER LEONHARDT KRISHNA
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Wilayah Kabupaten Sumedang dilanda tiga bencana pada awal tahun 2024, yakni gempa bumi yang diakibatkan Sesar Sumedang, banjir Ujungjaya akibat durasi hujan lebat yang cukup lama, dan angin puting beliung di Cimanggung dan Jatinangor. Bencana tersebut menimbulkan banyak kerugian dan salah satu dampak negatifnya adalah timbulan sampah spesifik jenis konstruksi akibat bencana. Penanganan sampah jenis konstruksi pascabencana merupakan aspek penting dalam pengelolaan bencana secara keseluruhan guna melancarkan upaya pemulihan pascabencana. Estimasi timbulan dari sampah spesifik jenis konstruksi pascabencana dari bencana gempa bumi, banjir, dan puting beliung masing-masing adalah sebesar 353 – 1731 ton, 42 – 176 ton, dan 5560 - 6457 ton, sehingga estimasi total timbulan sampah spesifik jenis konstruksi dari ketiga bencana adalah maksimum sebesar 8364 ton dan terdiri dari beton, pasir, kayu, kaca, tanah liat, asbes, gipsum, dan keramik. Dari hasil evaluasi pengelolaan sampah spesifik jenis konstruksi pascabencana, Kabupaten Sumedang sudah cukup dalam memaksimalkan aspek-aspek yang dinilai (59%), hanya saja ditemukan aspek pendanaan (38%) dan peraturan (50%) merupakan aspek yang perlu ditingkatkan, sedangkan hasil evaluasi kesesuaian pengelolaan sampah spesifik jenis konstruksi pascabencana cukup memenuhi panduan yang tertera pada Disaster Waste Management Guidelines oleh UNEP-OCHA dengan beberapa catatan untuk pengembangan. Oleh karena itu, rekomendasi terkait peningkatan aspek dan pengadaan prosedur akan diberikan berdasarkan praktik terbaik dan pedoman yang sudah diterapkan di mancanegara serta dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2024 tentang Penanganan Sampah yang Timbul akibat bencana