NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
NICHOLAS WILLIAM SUGIARTA
EMBARGO  2027-07-25 
EMBARGO  2027-07-25 
Sortase memiliki peran dalam ekspresi protein membran pada bakteri Gram-positif. Protein
yang diekspresi memiliki beragam fungsi, terutama terkait pengaruhnya terhadap virulensi
mikroorganisme patogenik. Terdapat banyak jenis sortase (A – F), masing-masing memiliki
karakteristik dan fungsi fisiologis yang berbeda. Sortase A dari Staphylococcus aureus telah
banyak dipelajari dan memberi gambaran mengenai cara kerja sortase. Mekanisme reaksi
enzimatis oleh sortase mengikuti mekanisme protease sistein dengan triad katalitik berupa
sistein, histidin, dan arginin. Sortase jenis F memiliki fungsi dan mekanisme yang mirip
dengan sortase jenis A, namun dapat menjalankan fungsinya tanpa ion kofaktor Ca2+.
Rossellomorea aquimaris memiliki sortase jenis D dan F. Gen sortase D pada R. aquimaris
sudah banyak dikaji, sedangkan penelitian terhadap sortase jenis F masih sedikit dan fungsi
fisiologisnya belum konklusif. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan penjelasan terkait
struktur sortase F pada R. aquimaris MKSC 6.2 menggunakan analisis bioinformatika, serta
mengembangkan metode untuk mengisolasi dan memperbanyak gen pengode protein tersebut
(srtF). Hasil analisis menunjukkan terdapatnya dua jenis sortase F yang berbeda pada R.
aquimaris, diberi nama sortase F 5T_A dan 5T_B. Kedua protein tersebut memiliki peptida
sinyal (berperan dalam sekresi dan penempatan protein transmembran) yang berbeda dan
sortase F 5T_B memiliki domain N-terminal, kedua hal tersebut berpotensi menentukan peran
fisiologis masing-masing jenis sortase F. Berdasarkan hasil analisis bioinformatika, primer
terdegenerasi dirancang dari urutan asam amino domain katalitik terkonservasi. Amplifikasi
genom dengan primer ini menghasilkan fragmen berukuran 222 pb. Fragmen ini lalu
diligasikan ke vektor kloning pGEM-T Easy dan ditentukan urutan nukelotidanya.
Elektroferogram hasil sekuensing tidak menunjukkan urutan nukleotida yang sesuai dengan
urutan nukleotida gen pengode sortase F. Disimpulkan primer terdegenerasi sortase F yang
dibuat berdasarkan domain katalitik terkonservasi tidak menghasilkan fragmen DNA yang
diinginkan, sehingga dilakukan desain primer baru berbasis sekuens lengkap gen pengode
sortase F 5T_B.