ILONA JOAN MANUELA
PUBLIC Latifa Noor
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
ILONA JOAN MANUELA
PUBLIC Latifa Noor
ILONA JOAN MANUELA
EMBARGO  2027-07-18 
EMBARGO  2027-07-18 
Penelitian terkini menunjukkan bahwa biosilika dari mikroalga jenis diatom dapat
dimanfaatkan sebagai biomaterial, contohnya untuk bahan implan tulang, implan gigi, dan
sistem penghantar obat-obatan. Namun, di dalam tubuh, interaksi darah dan biomaterial dapat
memicu serangkaian peristiwa kompleks seperti adsorpsi atau koagulasi protein, serta adhesi
atau agregasi platelet. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari profil interaksi
antara biosilika dari diatom dan protein darah manusia untuk mengembangkan biosilika sebagai
biomaterial baru yang kompatibel. Pada penelitian ini, dilakukan kultivasi diatom Navicula
salinicola NLA yang diisolasi dari Kepulauan Seribu Indonesia, dilanjutkan dengan ekstraksi
hingga diperoleh biosilika murni yang dibuktikan dengan analisis spektrum FTIR. Hasil
kultivasi menunjukkan bahwa kerapatan sel awal Navicula salinicola sebesar 700.000 sel/mL
yang meningkat hingga 5.390.000 sel/mL setelah 12 hari ditumbuhkan dalam media air laut
termodifikasi. Produktivitas biomassa yang diperoleh adalah sebesar 5,34 g/L kultur. Biosilika
berhasil diekstraksi dari biomassa dengan produktivitas sebesar 49,41 mg/L kultur. Biosilika
kemudian dicampurkan dengan serum albumin manusia atau plasma darah manusia untuk
menginvestigasi proses adsorpsi protein. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya adsorpsi
protein yang mengikuti kinetika orde pertama semu. Secara termodinamika, adsorpsi protein
darah oleh biosilika mengikuti model isoterm adsorpsi Freundlich, Sips, dan Temkin. Selain
itu, juga dibandingkan dua spesies diatom yang berbeda, yaitu Navicula salinicola NLA
(diatom bentuk pennate) dan Cyclotella striata TBI (diatom bentuk centrate). Berdasarkan nilai
kapasitas adsorpsi saat kesetimbangan (qe) dan persentase protein teradsorpsi, diatom N.
salinicola lebih efektif dalam mengadsorpsi albumin serum manusia. Pada konsentrasi protein
rendah, N. salinicola dapat menyerap hingga ±99% protein (qe = 101,26 mg/g), dan C. striata
hingga ±40% protein (qe = 42,21 mg/g). Pada konsentrasi protein tinggi, N. salinicola dapat
menyerap hingga ±62% (qe = 379,15 mg/g), dan C. striata hingga ±56% (qe = 311,14 mg/g).
Sama halnya dengan adsorpsi albumin, N. salinicola juga lebih efektif dalam mengadsorpsi
protein plasma darah manusia (qe = 840,51 mg/g) dibandingkan dengan C. striata (qe = 770,77
mg/g).