digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

1999 TS PP HERIYANTO WIBOWO 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Ringkasan: Lintas Padalarang-Purwakarta merupakan lintas yang sangat padat dan potensial, karena menghubungkan Bandung dengan Jakarta, dimana lintas ini dilewati kereta api Argogede , Parahiyangan, dan petikemas. Sehingga perlu dibangun jalur ganda, akan tetapi sulit untuk dilaksanakan karena terdapat sungai yang sangat lebar dan dalam, seperti sungai Cisomang sehingga perlu dibangun jembatan baru dengan biaya besar dan konstruksi yang kompleks. Perumka belum pernah berpengalaman dalam penggantian jembatan bentang panjang (diatas 60 meter), sehingga perlu evaluasi yang mendalam terhadap tipe desain jembatan yang akan dibangun. Model yang akan digunakan untuk pemilihan jembatan tersebut, adalah dengan metoda Proses Hirarki Analitik (PHA). Struktur hirarki yang dikembangkan adalah 4 tingkat, tingkat pertama adalah tujuan pemilihan tipe jembatan optimum, tingkat kedua adalah Aktor yang terlibat, tingkat ketiga adalah kriteria evaluasi, tingkat keempat adalah alternatif jembatan yang dapat dibangun di Cisomang. Data diperoleh berdasarkan pengisian kuisioner terhadap 6 responder yang dianggap ahli dalam bidang pembangunan proyek jembatan kereta api. Pengolahan data menggunakan paket program Expert choice, dengan basil urutan pilihan adalah sebagai berikut: jembatan beton dengan nilai 0,395; jembatan lengkung dengan nilai 0,213; jembatan rangka dengan nilai 0,199; dan jembatan kabel dengan nilai 0,194.