Masalah Tempat Pemroresan Akhir (sampah) merupakan tantangan manusia baik sebelum,
sedang ataupun sesudah TPA tersebut beroperasi. Salah satunya TPA Leuwigajah merupakan
TPA di Indonesia yang berhenti beroperasi tahun 2005 akibat longsor. Tahun 2021, Pemerintah
Kota Bandung merencanakan pembuatan TPA Leuwigajah menjadi Lahan Ketahanan Pangan.
Akan tetapi, daerah yang masih tertutup oleh sampah menjadi kendala dalam pengolahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan metode geomagnet, induksi elektromagnetik
(EMI) dan Geolistrik dalam analisis batas sampah yang dikorelasikan terhadap data geokimia
hasil uji XRF. Hasil filtering Analytic Signal pada pengukuran geomagnet menunjukkan
respon akumulasi sampah memiliki nilai antara 60 – 180 nT/m2. Hasil inversi nilai
konduktivitas pada pengukuran EMI menunjukkan bahwa tanah yang mengandung sampah
memiliki nilai resistif pada permukaan (0 – 0.8 m) dan konduktif pada kedalaman lebih dari
0.8 m. Nilai resistivitas hasil inversi pengukuran Vertical Electrical Sounding (VES)
menunjukkan ketebalan sampah mencapai 4.16 m dari permukaan. Nilai suseptibilitas hasil
pengukuran MS2B Bartington menunjukkan korelasi positif terhadap hasil uji XRF terhadap
kandungan unsur Cu, Zn, Pb dan Cd sebagai unsur yang berasal dari sampah. Korelasi nilai
suseptibiltas juga menunjukkan nilai positif terhadap pengukuran EMI sehingga menunjukkan
pengukuran EMI sesuai dengan karakteristik material hasil uji XRF.