Stasiun Sukabumi beroperasi sejak tahun 1882 dan aktif hingga saat ini, tahun 2022 dilakukan peningkatan infrastruktur kereta berupa rel ganda Bogor-Sukabumi & reaktivasi kereta rute Sukabumi-Bandung. Peningkatan infrastruktur tidak didukung revitalisasi kawasan sekitar stasiun untuk mengakomodasi pertumbuhan. Batas revitalisasi kawasan merujuk jarak nyaman berjalan kaki yaitu radius 300-400 meter dari Stasiun Sukabumi. Tujuan perancangan untuk membuat simulasi perancangan Kawasan Stasiun Sukabumi yang ramah pejalan kaki antara stasiun dengan destinasi sekitar. Sifat pada penelitian yang dilakukan bersifat preskriptif yaitu memberikan argumen terhadap persoalan di kawasan. Prosedur perancangan yang digunakan dalam menyusun tesis ini adalah metode terfragmen (fragmental method). Analisis yang digunakan adalah gap analisis kawasan ramah pejalan kaki. Teknik perancangan pada tesis menggunakan metode division by aspect berdasarkan elemen perancangan kota menurut Shirvani. Sintesa literatur & prseden menghasilkan 29 kriteria yang dikelompokkan pada enam elemen kota. Perancangan ini menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan kawasan ramah pejalan kaki Stasiun Sukabumi perlu dilakukan urban redevelopment dengan visi kawasan ramah pejalan kaki yang atraktif, bersejarah & berkelanjutan. Prinsip yang dirumuskan mencakup keragaman fungsi, peningkatan intensitas & permeabilitas, jalur penyebrangan rel kereta, integrasi pejalan kaki, transportasi publik & Stasiun Sukabumi, Active frontage, preservasi bangunan & kawasan, adaptive reuse, ruang-ruang aktif sekitar objek sejarah, peningkatan peluang ekonomi, kegiatan pariwisata sekitar stasiun, peningkatan ruang terbuka hijau, perbaikan ekologi dan keanekaragaman hayati.