digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sampah plastik sudah menjadi ancaman dan gangguan pada dunia, menyebabkan berbagai masalah terhadap lingkungan dan ekosistem. Polusi plastik menyebabkan gangguan terhadap habitat dan mengganggu proses - proses natural, mengurangi kemampuan lingkungan terhadap perubahan iklim. Indonesia mengkonsumsi lebih dari 93 juta buah sedotan plastik setiap harinya, menjadikan negara ini negara pengguna sedotan plastik keempat terbesar di dunia. Banyak yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, salah satunya pengenalan produk alat makan edible, termasuk sedotan edible. Meskipun nilai pasar sedotan edible memperlihatkan kesempatan yang besar, diperkirakan mencapai USD 446.96 di tahun 2029 yakni peningkatan sebesar 113% dari tahun 2020, beberapa perusahan penyedia sedotan edible belum mendapatkan respons yang diharapkan dari pasar. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui faktor dari atribut produk dan karakteristik pembeli yang mempengaruhi intensi pembelian produk alat makan edible. Sejumlah 78 responden yang pernah mengkonsumsi produk edible dalam bentuk apapun, tinggal di DKI Jakarta atau Kota Bandung dilibatkan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan survei online dalam bentuk kuesioner, menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa survei. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi pembelian alat makan edible. Di lain sisi, kualitas produk, fitur produk, desain dan gaya produk, faktor kultural, faktor sosial, dan faktor personal memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap intensi pembelian alat makan edible. Namun demikian, faktor-faktor tersebut secara serentak memberikan pengaruh terhadap intensi pembelian alat makan edible.