digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Regina Pasaribu
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Regina Pasaribu
PUBLIC Latifa Noor

COVER Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

BAB1 Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

BAB2 Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

BAB3 Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

BAB4 Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

BAB5 Regina Pasaribu
EMBARGO  2027-03-13 

Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ) merupakan zat aditif turunan fenol yang biasanya ditambahkan dalam sediaan bahan pangan sebagai zat pengawet. Pada umumnya, tujuan penambahan BHA dan TBHQ ke dalam bahan pangan adalah untuk meningkatkan stabilitas, khususnya untuk bahan pangan yang mudah mengalami oksidasi. Akan tetapi, penggunaan BHA dan TBHQ sudah dibatasi oleh Departemen Kesehatan karena dapat menimbulkan efek karsinogenik. Pada penelitian ini, dikembangkan metode analisis BHA dan TBHQ secara voltammetri menggunakan Elektroda Pasta Karbon (EPK) yang termodifikasi Molecularly Imprinted Poly(melamine). Teknik pengukuran yang digunakan adalah Square Wave Voltammetry (SWV) dengan frekuensi 10 Hz. Kurva kalibrasi BHA yang diperoleh dengan EPK-MIP(melamine) pada rentang konsentrasi 1 µM – 10 ?M, 10 µM – 100 ?M dan 100 µM – 1000 ?M memiliki kemiringan garis berturut-turut sebesar 0,0708 ?A/?M (R2 = 0,9973), 0,0368 ?A/?M (R2 = 0,9962) dan 0,0142 ?A/?M (R2 = 0,9971). Pada rentang konsentrasi yang sama, kurva kalibrasi TBHQ memiliki memiliki kemiringan garis berturut- turut sebesar 0,0514 ?A/?M (R2 = 0,9978), 0,0275 ?A/?M (R2 = 0,9939) dan 0,0093 ?A/?M (R2 = 0,9925). Limit deteksi untuk BHA adalah 0,32 µM sementara untuk TBHQ sebesar 0,29 µM. Elektroda yang dimodifikasi digunakan untuk analisis sampel nyata dan hasilnya dibandingkan dengan metode HPLC. Konsentrasi BHA di dalam sampel keju dengan metoda voltammetri dan HPLC memberikan hasil berturut-turut sebesar 11,82±0,25 mg/kg dan 11,83±0,03 mg/kg. Sementara untuk pengukuran TBHQ di dalam sampel minyak bumbu mie instan memberikan hasil 13,57±0,48 mg/kg dan 13,53±0,08 mg/kg berturut-turut untuk metoda voltammetri dan HPLC. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara hasil voltammetri dan HPLC dikonfirmasi bahwa metode yang dikembangkan dapat diandalkan untuk penentuan BHA dan TBHQ dalam sampel makanan.