digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan desain kendali utama pesawat terbang telah mengalami evolusi yang signifikan dalam setiap periode waktu. Pada periode terkini, inovasi terfokus pada transformasi dari sistem kendali full mechanical pada pesawat terbang berpenumpang, beralih ke sistem kendali full electrical. Saat ini pesawat yang sudah menggunakan sistem full electrical adalah pada Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Kemudian muncul konsep More Electric Aircraft (MEA) yang mengadopsi kendali hybrid. Tujuan masa depannya adalah pengembangan Zero Emission Aircraft (ZEA). Hingga sekarang MEA dan ZEA belum mendapatkan sertifikasi tipe dari regulator kelaikan udara, berdasarkan kondisi tersebut, penelitian terkait pengembangan kendali aileron berbasis elektromekanikal ini dilakukan karena memiliki relevansi dan potensi yang menjanjikan dalam industri penerbangan Indonesia. Proses penelitian ini dimulai dengan pemilihan pesawat yang memenuhi regulasi CASR 23. Arsitektur desain sistem kendali aileren pesawat yang ada tersebut kemudian diganti dengan sistem kendali baru berbasis elektromekanikal. Proses ini melibatkan analisis kegagalan sistem menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) dan analisis dinamik sistem melalui simulasi numerik kemudian dihitung kebutuhan daya dan berat sistem. Hasil analisis kegagalan sistem menunjukkan bahwa arsitektur yang diusulkan memiliki tingkat kegagalan sekitar10 pada kondisi loss of aileron control dan 10 pada kondisi aileron hard over dan hasil tersebut sudah memenuhi persyaratan regulasi. Analisis daya menunjukkan bahwa daya yang diperlukan hanya 1667,8 Watt, sehingga daya yang tersedia pada pesawat masih mencukupi. Namun, analisis bobot menunjukkan bahwa sistem elektromekanikal baru lebih berat sekitar 35,7% dibandingkan sistem full mechanical yang digunakan sebelumnya.