BAB 1 - DWI NANDA PUTRA HARTOTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - DWI NANDA PUTRA HARTOTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - DWI NANDA PUTRA HARTOTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - DWI NANDA PUTRA HARTOTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - DWI NANDA PUTRA HARTOTO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Kegiatan pengamatan pasang surut air laut telah dilakukan sejak lama di Indonesia
untuk keperluan menjaga kedaulatan perbatasan negara, rekayasa di lingkungan
pantai, dan pemantauan kebencanaan. Pengamatan yang dilakukan selama ini masih
menggunakan alat berbasis sensor-sensor yang biasa disebut dengan tide gauge.
sensor pasut tersebut dirancang secara permanen bersama antena GNSS di beberapa
stasiun khususnya di lingkungan Pantai. Sensor pasut yang dipasang permanen
tersebut rentan terhadap perubahan suhu dan tekanan yang dapat menyebabkan
kesalahan dalam pembacaan data pasut. Selain itu, sensor pasut yang digunakan
untuk kebutuhan jangka panjang dapat dipengaruhi oleh pergerakan permukaan
tanah yang menjadi referensi bacaan pasut. Perkembangan teknologi pada segmen
hardware dan didukung oleh software yang mutakhir telah membawa GNSS untuk
keperluan pengamatan informasi di sekitar lokasi stasiun GNSS. Data pasang surut
air laut dapat dipreoleh dari sinyal satelit yang terpantul (multipath) dari permukaan
air laut. Teknik tersebut disebut dengan GNSS-interferometric reflectometry
(GNSS-IR). Para peneliti yang telah lama mengembangkan algoritma yang
dituangkan di dalam software untuk teknik GNSS-IR mampu menghasilkan
ketelitian dalam orde centimeter yang mana telah hampir sama dengan sensor pasut
tide gauge. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi data pasang
surut di Indonesia khususnya di stasiun Paleleh dan Bengkunat dengan
menggunakan kontrol kualitas yang sesuai dengan keadaan lokasi stasiun
pengamatan. Kontrol kualitas yang digunakan untuk menghilangkan bias-bias
secara numerik maupun fisik. Selain itu, penambahan segmen satelit dapat
meningkatkan resolusi temporal menjadi lebih baik. Segmen satelit yang digunakan
dalam penelitian menggunakan satelit GPS, GLONASS, dan GALILEO. Hasil
penelitian menunjukkan ketelitian tinggi reflektor GNSS-IR di stasiun Paleleh lebih
baik dibandingkan stasiun Bengkunat, serta menghasilkan akurasi yang sangat baik
terhadap sensor tide gauge yang ditunjukkan dalam nilai RMSE ~8 cm. Hasil uji
korelasi juga menunjukkan hubungan yang sangat kuat di masing-masing stasiun
yaitu 98% di stasiun Paleleh dan 95% di Bengkunat. Berdasarkan hasil tersebut,
diharapkan pengamatan pasut menggunakan teknik GNSS-IR dapat menjadi
alternatif utama dalam menganalisis informasi.