digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perilaku berkendara berisiko merupakan penyebab utama tingginya angka kecelakaan di jalan raya khususnya bagi pengemudi motor roda dua di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor perilaku berisiko pengendara sepeda motor di Indonesia yang berhubungan dengan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas dan mengkaji skenario insiden tipikal yang paling banyak berkontribusi terhadap jumlah kecelakaan sepeda motor roda dua di jalan raya. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yang dilakukan secara berurutan. Tahap pertama adalah pengambilan data naturalistik berdasarkan video yang telah diamati dari ketujuh partisipan dan dikuantifikasikan berupa angka jumlah kejadian berisiko yang teramati untuk menilai perilaku berkendara pengendara sepeda motor di Indonesia. Tahap kedua adalah melakukan validasi terhadap data yang telah didapat dengan melakukan wawancara konfrontasi secara langsung mengenai kejadian (hampir kecelakaan, kehilangan kendali, atau kecelakaan) yang dialami oleh pengemudi motor. Sebanyak 2088 menit atau 34,8 jam hasil perekaman data berhasil dikumpulkan lalu diolah dan dikembangkan sehingga menghasilkan jumlah, konteks dan skenario umum yang terjadi terhadap situasi berisiko yang dialami partisipan. Hasil pengolahan data dengan menyusun skenario-skenario yang terjadi menunjukan bahwa di wilayah perkotaan sering terjadi skenario nyaris celaka saat pengguna jalan lain melakukan manuver dadakan dimana skenario ini merupakan skenario yang menyumbang sekitar 15,46% dari total 13 skenario yang tercatat. Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai proporsi situasi berisiko berdasarkan tipe jalan, wilayah perkotaan merupakan wilayah yang paling sering mengalami situasi berisiko yaitu sebesar 56%. Pengamatan naturalistik pada pengemudi motor roda 2 menunjukkan kejadian SCE yang paling banyak terjadi adalah berupa Near Crash (55%) yang ditandai dengan pengemudi nyaris kehilangan kendali di jalan rusak dan licin akibat kendaraan yang tidak memadai untuk melewati jalur yang akan dilalui, skill berkendara yang kurang mahir, dan kondisi jalan yang telalu parah untuk dilewati. Kemunculan SCE ternyata dipengaruhi oleh durasi berkendara namun tidak dipengaruhi oleh jarak tempuh berkedara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya persepsi bahaya, edukasi mengenai berkendara yang baik dan benar dan keterampilan mengemudi berkontribusi pada sebagian besar kejadian tersebut.