Perilaku berkendara berisiko merupakan penyebab utama tingginya angka
kecelakaan di jalan raya khususnya bagi pengemudi motor roda dua di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor perilaku berisiko
pengendara sepeda motor di Indonesia yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan mengkaji skenario insiden tipikal yang paling banyak
berkontribusi terhadap jumlah kecelakaan sepeda motor roda dua di jalan raya.
penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yang dilakukan secara berurutan. Tahap
pertama adalah pengambilan data naturalistik berdasarkan video yang telah diamati
dari ketujuh partisipan dan dikuantifikasikan berupa angka jumlah kejadian berisiko
yang teramati untuk menilai perilaku berkendara pengendara sepeda motor di
Indonesia. Tahap kedua adalah melakukan validasi terhadap data yang telah didapat
dengan melakukan wawancara konfrontasi secara langsung mengenai kejadian
(hampir kecelakaan, kehilangan kendali, atau kecelakaan) yang dialami oleh
pengemudi motor. Sebanyak 2088 menit atau 34,8 jam hasil perekaman data
berhasil dikumpulkan lalu diolah dan dikembangkan sehingga menghasilkan
jumlah, konteks dan skenario umum yang terjadi terhadap situasi berisiko yang
dialami partisipan. Hasil pengolahan data dengan menyusun skenario-skenario
yang terjadi menunjukan bahwa di wilayah perkotaan sering terjadi skenario nyaris
celaka saat pengguna jalan lain melakukan manuver dadakan dimana skenario ini
merupakan skenario yang menyumbang sekitar 15,46% dari total 13 skenario yang
tercatat. Berdasarkan hasil yang diperoleh mengenai proporsi situasi berisiko
berdasarkan tipe jalan, wilayah perkotaan merupakan wilayah yang paling sering
mengalami situasi berisiko yaitu sebesar 56%. Pengamatan naturalistik pada
pengemudi motor roda 2 menunjukkan kejadian SCE yang paling banyak terjadi
adalah berupa Near Crash (55%) yang ditandai dengan pengemudi nyaris
kehilangan kendali di jalan rusak dan licin akibat kendaraan yang tidak memadai
untuk melewati jalur yang akan dilalui, skill berkendara yang kurang mahir, dan
kondisi jalan yang telalu parah untuk dilewati. Kemunculan SCE ternyata
dipengaruhi oleh durasi berkendara namun tidak dipengaruhi oleh jarak tempuh
berkedara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya persepsi bahaya,
edukasi mengenai berkendara yang baik dan benar dan keterampilan mengemudi
berkontribusi pada sebagian besar kejadian tersebut.