Fokus utama sejak Total Indonesie melakukan produksi pertamanya di Delta
Mahakam sampai pada akhir tahun 90-an adalah zona batuan kompak
(consolidated) yang termasuk kedalam Interval Deep. Interval hidrokarbon baru
yang lebih dangkal berdasarkan tren phi-k telah ditemukan, yaitu Interval
Intermediate dan Shallow. Interval baru tersebut telah diimbangi oleh
pengambilan data inti bor yang cukup representatif. Oleh karena itu, perlu
dibangun pemodelan elektro-fasies dan permeabilitas yang tepat pada interval -
interval yang baru karena pemodelan yang ada awalnya hanya diperuntukkan bagi
Interval Deep saja. Fokus penelitian ini hanya pada Interval Intermediate.
Pemodelan elektro-fasies dan permeabilitas telah dilakukan dengan menggunakan
data inti bor, log – log konvensional, dan deskripsi inti bor. Pemodelan dan
propagasi dilakukan dengan menggunakan modul Facimage, dan juga
menggunakan modul Petrolan untuk melakukan koreksi hidrokarbon pada log
densitas-neutron. Penelitian dimulai dengan tahapan preparasi data yang meliputi
kontrol kualitas data, koreksi hidrokarbon, normalisasi log, dan proses
dekompaksi log. Pemodelan elektro-fasies dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu pemodelan unsupervised tanpa menggunakan data deskripsi inti bor, dan
pemodelan supervised yang menggunakan data log konvensional dan deskripsi
inti bor sebagai set data pembelajaran. Pemodelan permeabilitas diawali oleh
pembangunan log petrofisikal permeabilitas berdasarkan nilai permeabilitas hasil
pengukuran laboratorium, dan kemudian up-scaling kedalam skala log.
Pemodelan elektro-fasies menghasilkan 12 elektro-fasies supervised (IFS) yang
keduanya dapat dikelompokkan kedalam tiga famili, yaitu non-reservoir, reservoir
sekunder, dan reservoir utama. Secara jelas terdapat perbedaaan properti petrofisik
antara pemodelan Interval Intermediate dan Interval Deep pada elektro-fasies atau
litofasies yang sama, maka pemodelan elektro-fasies dan permeabilitas diantara
keduanya tidak bisa digabungkan.