digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-COVER.pdf


2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 1.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 2.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 3.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 4.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 5.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-BAB 6.pdf

2008 TS PP ENGKI ANDRI KISNARTI 1-PUSTAKA.pdf

Model kuasi tiga dimensi shorecirc telah dikembangkan oleh Uday Putrevu (1992-1993) dari Center for Applied Coastal Research (CACR) diuji melalui uji sensitifitas dengan tujuan untuk mengetahui parameter gelombang yang paling signifikan dalam pembangkitan arus sejajar pantai. Penambahan sudut datang gelombang menyebabkan kecepatan arus sejajar pantai membesar. Hal ini dikarenakan semakin besar fluks momentum arah x, maka fluks momentum arah y semakin besar pula. Penambahan tinggi gelombang selain menyebabkan kecepatan arus sejajar pantai membesar juga menyebabkan jarak terjadinya gelombang pecah menjadi semakin panjang. Ini terjadi karena tinggi gelombang yang besar ini menyimpan energi yang besar dari pada tinggi gelombang yang kecil. Energi yang besar ini menyebabkan kecepatan partikel di puncak gelombang lebih besar dari kecepatan rambat gelombang sehingga terjadi ketidakstabilan dan gelombang pecah. Penambahan periode gelombang menyebabkan kecepatan arus sejajar pantai menjadi membesar meskipun persentasinya hanya sebesar 0.93 %. Secara kuntitatif, uji sensitifitas menunjukkan bahwa penambahan sudut datang gelombang (4.33 %) lebih besar pengaruhnya dalam menghasilkan kecepatan arus dibandingkan dengan penambahan tinggi gelombang (3.10 %) dan periode gelombang (0.93 %). Kecepatan arus sejajar pantai dapat pula dilihat dalam bentuk tiga dimensi. Dalam gambar tiga dimensi karakteristik kecepatan arus sejajar pantai di luar wilayah gelombang pecah menunjukkan kecepatan di permukaan lebih besar dari pada di dasar. Hal ini dikarenakan energi yang dimiliki gelombang belum sampai ke dasar laut. Karakteristik kecepatan arus sejajar pantai di dalam gelombang pecah menunjukkan bahwa komponen v lebih mendominasi daripada komponen u. Model kuasi tiga dimensi shorecirc juga dibandingkan dengan model analitik Longuet-Higgins. Dalam uji model dengan solusi analitik Longuet-Higgins terdapat kesesuaian yang cukup baik antara hasil perhitungan model numerik dan analitik. Secara kuntitatif perbandingan analitik Longuet-Higgins an numerik menunjukkan perbedaan yang kurang 8.42 % (rata-rata perbedaan 5.67 %). Validasi dilakukan untuk mengaplikasikan model kuasi tiga dimensi shorecirc di perairan Dadap-Juntinyuat, Indramayu. Pengambilan data arus (tracking) ini dilakukan pada tanggal 16 September 2007. Hasil observasi di lapangan dan simulasi model kecepatan arus sejajar pantai menunjukkan bahwa observasi di lapangan lebih besar bila dibandingkan dengan simulasi model dengan standart deviasi sebesar 0.051 m/det.