digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mitra Sofiyati [23222055].pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Kebutuhan pada jaringan akibat meningkatnya permintaan kapasitas juga mendorong evolusi dalam dunia jaringan menjadi suatu arsitektur yang mampu mengarahkan lalu lintas data agar lebih fleksibel. Salah satu solusi untuk proses pengarahan lalu lintas data adalah segment routing. Segment Routing (SR) memiliki konsep source routing yang mampu menerapkan daftar instruksi pada header paket sehingga paket tersebut diteruskan dan diberi layanan sesuai dengan daftar instruksi tersebut. Arsitektur header header SRv6 (SRH) memiliki kemiripan dengan Network Service Header (NSH) yang digunakan pada proses Service Function Chaining (SFC). Oleh karena itu, SRv6 sangat memungkinkan untuk digunakan pada implementasi SFC. Pendekatan source routing tersebut kemampuan SRv6 untuk menambahkan informasi di header paket sekaligus menghindari serta meminimalkan informasi yang perlu dikonfigurasi dan dipertahankan oleh node lain. Hal ini menjadikan SRv6 memiliki skalabilitas yang tinggi. Selain itu, penggunaan SRv6 untuk SFC memberikan peningkatan delay 50,3% lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan NSH. Selain itu, SRv6 mampu memanfaatkan maksimum kapasitas perangkat keras untuk mentransmisikan data hingga 80%. Sedangkan overlay tunneling pada NSH membatasi penggunaan kapasitas tersebut jika tidak diberi konfigurasi tambahan yaitu hanya sebesar 7% pada penelitian ini. SFC dengan SRv6 membutuhkan status lebih sedikit dan tidak memerlukan penambahan informasi di setiap node jaringan jika terjadi penambahan layanan. Penggunaan NSH sendiri untuk SFC masih memerlukan overlay tunneling sehingga memberikan overhead yang lebih besar daripada SRv6. Akan tetapi, pada kasus terburuk overhead dengan SRv6 akan menjadi lebih buruk karena setiap penambahan segment membutuhkan 128-bit untuk satu IPv6.