Teknologi pengaplikasian tegangan listrik telah digunakan dalam pemulihan tanah
terkontaminasi minyak bumi, melalui metode yang disebut remediasi elektrokinetik
(EKR). Penelitian satu dimensi skala laboratorium ini memanfaatkan teknik
remediasi elektrokinetik sederhana dengan tiga variasi waktu: 8, 16, dan 24 jam.
Larutan Na2SO4 0,05 M digunakan sebagai elektrolit untuk meningkatkan
konduktivitas listrik tanah. Proses EKR digabungkan dengan biostimulasi,
kemudian pengamatan parameter TPH dan TPC (jumlah koloni mikroba) dilakukan
selama 4 minggu. Hasil uji menunjukkan bahwa efektivitas proses remediasi bioelektrokinetik terbesar terjadi pada variasi 24 jam, diikuti dengan variasi 16 dan 8
jam yaitu 87,9%; 85,7%; 62,5%. Pada minggu keempat, jumlah koloni
mikroorganisme memiliki tren peningkatan pada variasi 16 dan 24 jam, serta tren
penurunan pada variasi 8 jam. Penurunan TPH secara kontinu setelah akhir EKR
menunjukkan peran aliran elektroosmosis dalam peningkatan desorpsi kontaminan,
yang mendukung biodegradasi TPH. Dilakukan pemantauan pada suhu, pH, dan
kadar air agar tetap berada pada rentang optimum untuk biodegradasi (25-40o
C; 6-
8; 30-60%). Adanya fenomena elektroosmosis pada ketiga variasi dikonfirmasi
melalui pemantauan kadar air dan volume aliran elektroosmotik (EOF), di mana
variasi 24 jam memiliki persentase volume EOF terbanyak di ruang katoda, diikuti
variasi 16 jam dan 8 jam (22,2%; 16,1%; 8,6%). Remediasi bio-elektrokinetik
selama 24 jam dengan NPK dan larutan buffer fosfat 0,05 M menghasilkan
16.888.889 CFU/gr koloni terbanyak pada hari ke-28. Penambahan larutan buffer
fosfat 0,05 M efektif untuk menjaga pH tanah pada akhir proses remediasi.