ABSTRAK Al Rizky Gunawan.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA AL RIZKY GUNAWAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Pemetaan pipa bawah tanah sangat penting untuk menghindari masalah kebocoran pipa
akibat proyek konstruksi sipil yang melibatkan penggalian tanah. Pemetaan ini dapat
dilakukan dengan metode geofisika. Contoh metode yang paling umum digunakan adalah
ground penetrating radar (GPR). Terdapat metode geofisika lain yang secara teori dapat
digunakan untuk mendeteksi pipa namun jarang digunakan, yaitu metode induksi
elektromagnetik (EMI). Penelitian ini bertujuan untuk menguji metode EMI untuk
mendeteksi pipa dan menggunakan metode GPR sebagai data pendukung. Lokasi penelitian
dilakukan di area Perusahaan Daerah Air Mimum (PDAM) Tirtawening Dago Pakar, Kota
Bandung, Jawa Barat. Di area ini terdapat pipa air pada kedalaman 1,5 meter dan diameter
0,3 meter. Metode EMI menggunakan instrumen EM38-MK2 dilakukan pada area dengan
luas 16 × 13 meter dengan spasi1 meter. Metode GPR menggunakan GSSI 270 MHz
dilakukan dengan 10 lintasan dengan panjang 10 meter dan spasi 1 meter. Pengukuran
metode EMI divariasikan dengan konfigurasi, separasi koil, ketinggian alat, dan orientasi
alat. Peta konduktivitas mode konfigurasi dipol vertikal (VDM), separasi koil 1 meter,
ketinggian alat 0 meter, dan orientasi alat sejajar lintasan menunjukkan pola anomali negatif
yang menggambarkan lokasi dan arah pipa. Pemetaan suseptibilitas di setiap mode tidak
dapat memberikan informasi lokasi dan arah pipa. Pemetaan konduktivitas dengan metode
EMI menunjukkan lokasi dan arah dari pipa ke arah barat laut. Hasil yang sama juga
ditunjukkan dari pola hiperbola pada radargram GPR. Kesesuaian antara data EMI dan GPR
ini membuktikan bahwa metode EMI dapat diaplikasikan untuk mendeteksi pipa.