digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perikanan skala kecil Indonesia merupakan negara kedua di dunia dengan kontribusi menciptakan skala ekonomi untuk ketahanan pangan negara. Akan tetapi, penangkapan ikan dari masyarakat setempat menimbulkan inefisiensi pada volume produksi dikarenakan keterbatasan pengetahuan sumber daya manusia. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk menerapkan manajemen risiko rantai pasok pada produk perikanan di Bangka Belitung, Indonesia, di seluruh kabupaten daerah untuk penempatan hub produk. Riset dilakukan untuk mengidentifikasi distribusi risiko lokal dan penyebab utama dari kerugian hasil penangkapan secara kumulatif untuk komoditas ikan tertentu. Demikian, penelitian akan menentukan risiko dari yang paling kecil hingga yang paling sering terjadi. Penelitian ini menggunakan metode triangulasi yang terdiri dari analisis risiko probabilistik, wawancara, dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tingkat penyebaran risiko yang signifikan di setiap daerah di Bangka Belitung, terlihat dari data penangkapan, pengambilan sampel, dan produksi usaha perikanan.Jumlah waktu tunggu produksi dan harga per unit menjadi dua variabel utama yang memvalidasi terjadinya risiko. Saat ini, strategi pemerintah hanya dibatasi pada jumlah volume dan potensi yang tinggi, salah satunya adalah udang. Pada kenyataannya, ada indikasi bahwa risiko tinggi terjadi di sebagian besar usaha perikanan dengan jumlah waktu tunggu produksi yang singkat di seluruh Bangka Belitung dengan pembusuk utama ikan kembung, kepiting, dan ikan ekor kuning. Temuan menunjukkan bahwa terdapat rata-rata 35,00% risiko di dalam 30,36% usaha perikanan di Bangka Belitung dan dampak risiko setiap penangkapan usaha berkisar 0,33 hingga 0,77 probabilitas. Total risiko harga mencapai 94,78% dari total komoditas ikan.