Samarinda merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Kalimantan Timur dan merupakan
pusat perekonomian dan pemerintahan di Indonesia. Mobilitas lalu lintas yang tinggi
memerlukan rencana pembangunan terowongan sepanjang 400 meter untuk menjaga
kelancaran arus lalu lintas. Dalam pembangunan sebuah terowongan, modulus deformasi
merupakan salah satu parameter penting yang dibutuhkan untuk membuat sebuah model
numerik untuk berbagai proyek rock engineering. Pengujian laboratorium kerapkali tidak
memadai untuk dapat menentukan modulus deformasi massa batuan secara akurat maka
dilakukan pendektan empiris dan pengujian in situ test. Berdasarkan hasil survey geologi,
lokasi penelitian didominasi material Soil, Claystone high weather, claystone medium
weather serta sandstone dengan kualitas massa batuan yang dominan berada pada RMR kelas
II dan kelas III dan IV. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium didapat nilai rata rata
modulus elastisitas sebesar 510 MPa, 1805 Mpa dan 470 MPa untuk material Claystone,
sandstone dan siltstone. Selain itu pengujian pressure meter test (PMT), pengukuran cepat
rambat gelombang dengan metode seismik downhole sebanyak enam (6) titik juga dilakukan
untuk mengetahui modulus deformasi dan kekuatan batuan. Dari keseluruhan hasil
pengukuran pressure meter test (PMT) didapatkan range nilai modulus deformasi sebesar 12
MPa-915 MPa. Sedangkan untuk hasil modulus deformasi seismik downhole memiliki range
sebesar 39 MPa-14.756 MPa. Disisi lain, dari hasil pengukuran seismic downhole didapatkan
nilai cepat rambat gelombang geser (Vs) lokasi penelitian » 750 m/s yang berarti lokasi
penelitian masuk ke dalam situs kelas batuan sesuai SNI 1726:2019 (Klasifikasi situs kelas
batuan). Dari hasil perhitungan modulus deformasi berdasarkan uji laboratorium, uji
pressure meter test (PMT), perhitungan seismic downhole dan pendekatan empiris dilakukan
korelasi terhadap niali Rock Mass Rating (RMR) area penelitian. Dari hasil korelasi tersebut
didapatkan korelasi terkuat yaitu antara modulus deformasi pressure meter test (PMT)
dengan RMR. Adapun persamaan yang didapatkan dari hubungan PMT dan RMR adalah:
Epmr-2.8562e0-0681RMR dengan R?2—0.65. Yangmana hasil persamaan ini dapat digunakan
pada lapisan Claystone MW dan Sandstone di setiap titik bor di sepanjang tunnel yang
berguna sebagai bahan pertimbangan dalam desain tunnel Samarinda.