digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adrianna Ruth Elizabeth Lantang.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Peningkatan seismisitas di area seismik dan munculnya seismisitas di daerah aseismik merupakan akibat dari penambangan bawah tanah. Tunneling dan block caving merupakan aktivitas pertambangan untuk mengakses dan mengekstraksi sumber daya mineral. Tunneling dan block caving dapat menimbulkan risiko kecelakaan, seperti keruntuhan terowongan, semburan batu, ketidakstabilan lereng di tambang terbuka, dan bahaya seismik. Aktivitas seismik pada area tambang sangat bervariasi dari gempa berskala kecil sampai berskala besar yang berhubungan dengan kerusakan akibat kejadian seismik. Mikroseismik merupakan aktivitas gelombang seismik yang memiliki ukuran kecil dan belum pasti dirasakan oleh manusia. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan mikroseismik pada daerah tambang bawah tanah untuk meminimalkan kerugian baik secara material maupun korban jiwa. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah 50 event mikroseismik tambang bawah tanah “MO” periode November-Desember 2022. Pada tahap awal penelitian, dilakukan pemilihan fase gelombang P dan S menggunakan algoritma dari program PhaseNet. Program PhaseNet menunjukkan kinerja yang baik dalam menentukan waktu tiba gelombang P dan S. PhaseNet juga mampu menentukan waktu tiba gelombang P dan S pada data waveforms yang kurang baik. Namun program PhaseNet juga memiliki keterbatasan, yaitu adanya multiple picking. Adanya multiple picking dapat mempengaruhi akurasi dan kualitas hasil picking, untuk itu diperlukan asosisasi event menggunakan GaMMA. Pada penelitian ini, dilakukan 4 kali percobaan dengan parameter DBSCAN yang digunakan pada asosiasi adalah 0,1; 0,2; 0,5; dan 1,0. Dan didapatkan hasil yang paling optimal adalah 0,5. Hal tersebut dikarenakan event yang dapat digunakan pada DBSCAN 0,5 adalah 41 events dengan selisih rata-rata waktu tiba adalah 0,691 detik. Dari 41 events yang digunakan pada NonLinLoc memiliki perbedaan jarak latitude, longitude, dan kedalaman yang cukup jauh untuk kasus mikroseismik, yaitu 0,420 km, 0,604 km, dan 0,765 km. Perbedaan waktu tiba gelombang P dan S serta lokasi yang cukup jauh antara data katalog tambang “MO” dengan data PhaseNet dan GaMMA disebabkan oleh masalah dalam melakukan ekstraksi data waveforms dan model kecepatan yang dianggap homogen.